Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar petugas penyelenggara haji sigap, responsif, dan antisipatif dalam menangani masalah-masalah yang mungkin timbul selama pelaksanaan ibadah haji 2009.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali kepada wartawan di Kantor Kepresidenan Jakarta, Senin malam, seusai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Yudhoyono mengenai penyelenggaraan ibadah haji 2009.

"Presiden meminta agar masalah-masalah yang timbul segera diselesaikan agar tidak menjadi besar," katanya.

Presiden, lanjut dia, juga berpesan agar pelayanan haji terus ditingkatkan dari semenjak jemaah haji berangkat hingga kembali pulang ke tanah air.

Pada kesempatan itu Menag melaporkan bahwa untuk penyelenggaraan ibadah haji 2009, Indonesia memberangkatkan 208.240 orang calon haji (calhaj) ke Arab Saudi, dimana kloter pertama diberangkatkan pada 23 Oktober 2009.

Jemaah haji tersebut diberangkatkan dengan dua maskapai yaitu Garuda Indonesia sebanyak 302 kloter dan Saudi Arabia Airlines sebanyak 176 kloter.

Menag juga melaporkan bahwa perubahan penggunaan paspor coklat menjadi hijau tidak menimbulkan masalah karena semua paspor dan visa telah selesai diterbitkan pada 10 Oktober 2009.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah telah mengasuransikan seluruh jemaah haji Indonesia dan menyediakan layanan kesehatan yang memadai di Arab Saudi.

Ia melaporkan bahwa hingga 9 November 2009, 45 jemaah menjalani perawatan di rumah sakit, 21 meninggal dunia karena penyakit bawaan dan satu orang melahirkan.

Terkait dengan permasalahan pemondokan jemaah haji, Menag mengatakan bahwa penanganan pemondokan jemaah haji secara umum pada 2009 jauh lebih baik daripada pada penyelenggaraan ibadah haji 2008.

Sejumlah permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan ibadah haji antara lain masalah pemondokan, pelayanan makan, transportasi, pelayanan kesehatan, dan embarkasi-debarkasi yang ada di tanah air.
(*)