Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ditutup melemah, seiring investor yang menanti data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) akhir pekan ini.

Rupiah ditutup melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.500 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.485 per dolar AS.

"Investor mencerna penyebaran yang memburuk dari varian Delta COVID-19 yang lebih ganas sambil menunggu data pekerjaan AS yang penting untuk arah kebijakan moneter Federal Reserve AS," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu.

Penyebaran varian Delta COVID-19 di sejumlah negara telah menurunkan minat investor. Meningkatnya jumlah kasus baru dinilai menimbulkan ancaman bagi pemulihan ekonomi global.

Di sisi lain, investor menunggu laporan data ketenagakerjaan AS untuk Juni yang akan dirilis pada Jumat (1/7).

Baca juga: Kurs rupiah merosot, investor tunggu data tenaga kerja AS

Sementara itu investor juga mencerna komentar salah satu anggota Dewan Gubernur Federal Reserve (Fed) Christopher Waller yang sangat optimis tentang ekonomi AS dan memprediksi bank sentral dapat mulai menaikkan suku bunga pada 2022.

Dari dalam negeri, investor sedang menunggu kejelasan pengetatan pembatasan sosial guna meredam penyebaran COVID-19 dalam bentuk PPKM Mikro Darurat yang kabarnya akan dilakukan pada 2 hingga 20 Juli 2021.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.500 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.500 per dolar AS hingga Rp14.544 per dolar AS.

Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp14.542 dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.496 per dolar AS.

Baca juga: IHSG ditutup naik, investor antisipasi rilis inflasi dan pekerjaan AS