Erick Thohir sebut industri halal jadi penyeimbang ekonomi nasional
30 Juni 2021 17:04 WIB
Tangkapan layar Menteri BUMN Erick Thohir dalam sambutan peluncuran program agen pos Sobat Bayar di Jakarta, Rabu (30/6/20201). ANTARA/HO-Pos Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan industri halal menjadi penyeimbang ekonomi dalam memulihkan kondisi Indonesia yang tertekan akibat krisis pandemi COVID-19.
"Pandemi COVID-19 ini membangunkan kita dari tidur, kita punya market yang besar tetapi selama ini kita terlena. Industri halal harus menjadi salah satu bagian dari bagaimana kita menyeimbangkan ekonomi," kata Erick Thohir saat menghadiri peluncuran program agen pos Sobat Bayar di Jakarta, Rabu.
Dia menyerukan bisnis fesyen muslim, kosmetik, hingga industri daging halal menjadi platform yang penting untuk dijaga dalam upaya memulihkan kondisi ekonomi nasional.
"Di bawah Masyarakat Ekonomi Syariah, kami memastikan investasi ke daerah juga bersahabat dengan pengusaha nasional," kata Erick.
Dalam laporan The State of Global Islamic Economy Report 2019-2020, Indonesia menduduki peringkat lima besar sebagai negara produsen produk halal di dunia.
Pemerintah menargetkan Indonesia bisa menjadi produsen nomor satu produk halal di dunia pada 2024.
Erick menuturkan BUMN sebagai lokomotif pembangunan nasional memberikan keberpihakan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar dapat mandiri dan tumbuh besar menjadi produsen produk halal.
"Pengadaan proyek-proyek BUMN yang di bawah Rp400 juta kami prioritaskan kepada UMKM," kata Erick.
Selain mendorong pengembangan UMKM, lanjut dia, ekonomi pesantren juga perlu ditingkatkan dengan memberikan kesempatan kepada santri untuk ikut mengelola bisnis komersial, di antaranya menjadi agen Pertashop.
Dari 5.000 pesantren yang ditargetkan punya Pertashop, saat ini sudah ada 1.200 persantren yang telah mendaftar diri untuk mengikuti program dari Pertamina tersebut.
Baca juga: Sertifikasi halal tingkatkan daya saing industri fesyen muslim
Baca juga: Jatim lirik potensi pasar produk halal negara-negara Asia-Afrika
Baca juga: CIPS: kawasan industri halal potensial dongkrak produk nasional
"Pandemi COVID-19 ini membangunkan kita dari tidur, kita punya market yang besar tetapi selama ini kita terlena. Industri halal harus menjadi salah satu bagian dari bagaimana kita menyeimbangkan ekonomi," kata Erick Thohir saat menghadiri peluncuran program agen pos Sobat Bayar di Jakarta, Rabu.
Dia menyerukan bisnis fesyen muslim, kosmetik, hingga industri daging halal menjadi platform yang penting untuk dijaga dalam upaya memulihkan kondisi ekonomi nasional.
"Di bawah Masyarakat Ekonomi Syariah, kami memastikan investasi ke daerah juga bersahabat dengan pengusaha nasional," kata Erick.
Dalam laporan The State of Global Islamic Economy Report 2019-2020, Indonesia menduduki peringkat lima besar sebagai negara produsen produk halal di dunia.
Pemerintah menargetkan Indonesia bisa menjadi produsen nomor satu produk halal di dunia pada 2024.
Erick menuturkan BUMN sebagai lokomotif pembangunan nasional memberikan keberpihakan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar dapat mandiri dan tumbuh besar menjadi produsen produk halal.
"Pengadaan proyek-proyek BUMN yang di bawah Rp400 juta kami prioritaskan kepada UMKM," kata Erick.
Selain mendorong pengembangan UMKM, lanjut dia, ekonomi pesantren juga perlu ditingkatkan dengan memberikan kesempatan kepada santri untuk ikut mengelola bisnis komersial, di antaranya menjadi agen Pertashop.
Dari 5.000 pesantren yang ditargetkan punya Pertashop, saat ini sudah ada 1.200 persantren yang telah mendaftar diri untuk mengikuti program dari Pertamina tersebut.
Baca juga: Sertifikasi halal tingkatkan daya saing industri fesyen muslim
Baca juga: Jatim lirik potensi pasar produk halal negara-negara Asia-Afrika
Baca juga: CIPS: kawasan industri halal potensial dongkrak produk nasional
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021
Tags: