Jakarta (ANTARA) - Direktur Proteksi Ekonomi Digital Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Retno Artinah Suryandari mengatakan penting bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang beralih ke platform digital untuk bertransaksi, untuk membekali diri dengan pengetahuan akan keamanan siber.

"Pelaku UMKM memerlukan upaya dan memanfaatkan tools yang digunakan sebagai langkah awal untuk keamanan siber. Dan ini tidak bisa langsung, perlu upaya yang terus menerus," kata Retno melalui diskusi Fintech Talk Keamanan Siber dan Digitalisasi UMKM di Indonesia, yang dihelat daring, Rabu.

Baca juga: Bank digital marak, Dirut BSI: Keamanan siber jadi makin penting

Baca juga: BSSN-Kaspersky kerja sama untuk keamanan siber


Lebih lanjut, Retno memaparkan data yang menunjukan bahwa di masa pandemi, ancaman keamanan siber kian meningkat dua kali lipat. Sebelumnya, tren ancaman ini berada di angka 200 juta. Hingga akhir tahun 2020, tren ini naik hingga lebih dari 495 ancaman kemanan siber. UMKM merupakan salah satu sektor yang juga diserang.

Menurut Verizon 2019 Data Breach Investigations Report, 43 persen dari serangan siber menarget UMKM, dan hanya 14 persen UMKM yang sudah mempersiapkan diri menghadapi ancaman tersebut.

"Pandemi dengan segala kondisi yang ada, yang sudah bertransformasi, kita harus melek dengan transformasi tersebut. Kita harus siap dengan pengetahuan dan infrastruktur yang dimiliki," kata Retno.

"Kami juga concern di UMKM karena visi kami di BSSN juga ingin menumbuhkan ekonomi nasional. UMKM adalah sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Namun memang, mau tidak mau, UMKM juga mendapatkan dampaknya soal keamanan siber," ujarnya melanjutkan.

Di sisi lain, Retno mengatakan pihaknya juga membuat sejumlah regulasi, peta jalan, dan kolaborasi dengan kementerian/lembaga terkait keamanan siber. Untuk UMKM, BSSN menyediakan Panduan Mandiri Keamanan Informasi (Paman Kami) yang bisa dimanfaatkan dan diakses melalui situs resmi BSSN.

"Paman Kami, adalah tools penilaian mandiri keamanan informasi yang berfokus pada 25 langkah keamanan informasi," kata Retno.

Paman Kami pun dapat digunakan sebagai mekanisme awal mengukur tingkat keamanan informasi sistem informasi yang dimiliki pelaku UMKM.

Diharapkan secara bertahap, pelaku UMKM dapat memenuhi seluruh tahapan keamanan informasi sehingga risiko keamanan dapat diminimalisir sehingga pelaku UMKM dapat membangun dan mengembangkan usahanya dengan lancar dan aman dari serangan siber.

Baca juga: Huawei buka Pusat Keamanan Siber & Perlindungan Privasi terbesar

Baca juga: BRIN akan bentuk CISRT-BRIN untuk keamanan siber

Baca juga: Waspada ransomware 2.0 yang lebih ganas