Menparekraf dorong sistem transportasi terintegrasi pariwisata
30 Juni 2021 14:02 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno (tengah) meninjau kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Sabtu. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mendukung integrasi sistem transportasi dan pariwisata guna menyajikan layanan pintar yang tidak hanya menyasar turis lokal, tapi juga mancanegara.
Menciptakan sistem yang terintegrasi antara transportasi dan pariwisata menjadi salah satu tujuan utama yang ingin diraih oleh Sandi di periodenya menjabat sebagai Menparekraf sehingga pariwisata Indonesia dapat menjadi berkualitas.
“Kalau kita tidak integrasikan sistem transportasinya secara digital, kita tidak akan bisa menciptakan destinasi yang berkualitas dan tidak bisa mendapatkan pengalaman yang memorable, unforgetable, dan magical. Kita juga tidak bisa mendapatkan keberlanjutan dari sisi lingkungannya,” kata Sandi di dalam Webinar yang diselenggarakan oleh komunitas Intelligent Transport System (ITS) Indonesia, Rabu.
Baca juga: Sandiaga bantah "Work From Bali" picu naiknya COVID-19
Baca juga: Sandiaga: Jumlah penonton World Superbike Mandalika akan disesuaikan
Sandi mencontohkan salah satu destinasi wisata super prioritas yang saat ini tengah dikembangkan dari sisi infrastruktur untuk mendukung interkonektivitas serta sistem transportasi adalah Danau Toba.
Sebanyak Rp21 triliun digelontorkan untuk membangun infrastruktur fisik memastikan bandara, pelabuhan, jalan untuk kendaraan, hingga jalan untuk pejalan kaki yang nyaman di kawasan wisata itu agar bisa memberikan pengalaman berwisata yang berkualitas.
Dengan adanya sistem pintar yang mengintegrasikan pariwisata dengan transportasi tentunya infrastruktur itu dapat lebih banyak bermanfaat untuk pembangunan ekonomi di kawasan wisata.
Misalnya dengan langkah menghadirkan layanan transportasi yang ramah lingkungan lewat kendaraan listrik sehingga bisa memenuhi salah satu nilai yang dikembangkan Kemenparekaf untuk wisata di Indonesia saat ini seperti keberlanjutan untuk lingkungan.
Oleh karena itu, Sandi berharap kolaborasi dengan para pihak yang berkaitan soal sistem transportasi digital untuk mengintegrasikan layanan transportasi dengan pariwisata dapat terjalin dengan serius sehingga bisa menghadirkan layanan pintar bagi wisatawan yang datang ke destinasi- destinasi wisata di Indonesia.
“Kemenparekraf tidak bisa sendiri, butuh ada kemitraan dengan badan usaha milik swasta, KPBU, itu untuk memberikan dukungan sehingga sistem transportasi itu bisa baik di setiap destinasi wisata di indonesia,” kata Sandi.
Terkait sistem pintar yang mengintegrasikan layanan transportasi dan wisata, President of ITS Indonesia William Sabandar menyebutkan sistem itu harus mampu menjembatani kebutuhan wisatawan menghitung biaya perjalanan tidak hanya dari akomadasi tempat tinggal, tapi bisa merinci biaya transportasi, mengenali jenis kendaraan yang digunakan, hingga mengetahui atraksi yang bisa dinikmati selama berwisata.
Oleh karena itu, ITS Indonesia menantikan kehadiran Inteligent Transport Tourism System bisa terintegrasi dengan mendorong penataan dan pemberian informasi seputar pariwisata dan transportasi secara komprehensif.
“Kita mendorong satu sistem terintegrasi yang memungkinkan adanya penataan dan pemberian informasi baik kepada penyedia layanan wisata hingga pengunjung wisata sehingga ada cara efisien untuk menunjukan bagaimana memanfaatkan transportasi saat berwisata mulai dari perencanaan hingga di saat kunjungan wisata dilakukan,” katanya.
Baca juga: Sandiaga Uno ajak komunitas otomotif perkuat CHSE saat berwisata
Baca juga: Wisata Karst Rammang-rammang menuju warisan Geopark UNESCO
Baca juga: Sandiaga Uno perkenalkan Geopark Rammang Rammang Indonesia ke dunia
Menciptakan sistem yang terintegrasi antara transportasi dan pariwisata menjadi salah satu tujuan utama yang ingin diraih oleh Sandi di periodenya menjabat sebagai Menparekraf sehingga pariwisata Indonesia dapat menjadi berkualitas.
“Kalau kita tidak integrasikan sistem transportasinya secara digital, kita tidak akan bisa menciptakan destinasi yang berkualitas dan tidak bisa mendapatkan pengalaman yang memorable, unforgetable, dan magical. Kita juga tidak bisa mendapatkan keberlanjutan dari sisi lingkungannya,” kata Sandi di dalam Webinar yang diselenggarakan oleh komunitas Intelligent Transport System (ITS) Indonesia, Rabu.
Baca juga: Sandiaga bantah "Work From Bali" picu naiknya COVID-19
Baca juga: Sandiaga: Jumlah penonton World Superbike Mandalika akan disesuaikan
Sandi mencontohkan salah satu destinasi wisata super prioritas yang saat ini tengah dikembangkan dari sisi infrastruktur untuk mendukung interkonektivitas serta sistem transportasi adalah Danau Toba.
Sebanyak Rp21 triliun digelontorkan untuk membangun infrastruktur fisik memastikan bandara, pelabuhan, jalan untuk kendaraan, hingga jalan untuk pejalan kaki yang nyaman di kawasan wisata itu agar bisa memberikan pengalaman berwisata yang berkualitas.
Dengan adanya sistem pintar yang mengintegrasikan pariwisata dengan transportasi tentunya infrastruktur itu dapat lebih banyak bermanfaat untuk pembangunan ekonomi di kawasan wisata.
Misalnya dengan langkah menghadirkan layanan transportasi yang ramah lingkungan lewat kendaraan listrik sehingga bisa memenuhi salah satu nilai yang dikembangkan Kemenparekaf untuk wisata di Indonesia saat ini seperti keberlanjutan untuk lingkungan.
Oleh karena itu, Sandi berharap kolaborasi dengan para pihak yang berkaitan soal sistem transportasi digital untuk mengintegrasikan layanan transportasi dengan pariwisata dapat terjalin dengan serius sehingga bisa menghadirkan layanan pintar bagi wisatawan yang datang ke destinasi- destinasi wisata di Indonesia.
“Kemenparekraf tidak bisa sendiri, butuh ada kemitraan dengan badan usaha milik swasta, KPBU, itu untuk memberikan dukungan sehingga sistem transportasi itu bisa baik di setiap destinasi wisata di indonesia,” kata Sandi.
Terkait sistem pintar yang mengintegrasikan layanan transportasi dan wisata, President of ITS Indonesia William Sabandar menyebutkan sistem itu harus mampu menjembatani kebutuhan wisatawan menghitung biaya perjalanan tidak hanya dari akomadasi tempat tinggal, tapi bisa merinci biaya transportasi, mengenali jenis kendaraan yang digunakan, hingga mengetahui atraksi yang bisa dinikmati selama berwisata.
Oleh karena itu, ITS Indonesia menantikan kehadiran Inteligent Transport Tourism System bisa terintegrasi dengan mendorong penataan dan pemberian informasi seputar pariwisata dan transportasi secara komprehensif.
“Kita mendorong satu sistem terintegrasi yang memungkinkan adanya penataan dan pemberian informasi baik kepada penyedia layanan wisata hingga pengunjung wisata sehingga ada cara efisien untuk menunjukan bagaimana memanfaatkan transportasi saat berwisata mulai dari perencanaan hingga di saat kunjungan wisata dilakukan,” katanya.
Baca juga: Sandiaga Uno ajak komunitas otomotif perkuat CHSE saat berwisata
Baca juga: Wisata Karst Rammang-rammang menuju warisan Geopark UNESCO
Baca juga: Sandiaga Uno perkenalkan Geopark Rammang Rammang Indonesia ke dunia
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Tags: