Kupang (ANTARA) - Lima bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) berlarian sambil tertawa riang, ketika menjemput kedatangan bus-bus dari pihak kepolisian yang akan menggelar bakti sosial sehari di Desa Sulamu, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, yang masuk dalam wilayah terluar, tertinggal dan terdepan (3T), Rabu (23/6) pagi.

Tiga di antaranya berlari sambil mengenakan masker kain, yang satu berwarna abu-abu, yang satu berwarna coklat dan juga berwarna biru. Sementara dua lainnya tampak tak mengenakan masker sama sekali.

"Awas, hati-hati nanti jatuh," teriak seorang bapak yang berdiri tak jauh dari anak-anak itu berlarian.

Saat sejumlah kendaraan itu berhenti tak jauh dari tenda dilaksanakannya acara bakti sosial, bocah-bocah itu pun hanya berdiri dari kejauhan sambil menyaksikan kedatangan sejumlah personel kepolisian yang membawa berbagai alat untuk pemeriksaan kesehatan di desa itu.

Pada hari itu, pihak kepolisian daerah Nusa Tenggara Timur (Polda NTT) bersama dengan Polres Kupang menggelar berbagai macam kegiatan, seperti bakti sosial pemberian bantuan sosial, khitanan bagi anak-anak serta pemeriksaan kesehatan gratis secara umum serta pemeriksaan gigi.

Ada tiga lokasi yang disiapkan dengan jarak yang cukup jauh agar terhindar dari kerumunan masyarakat di desa itu. Untuk tenda pertama dilakukan di halaman sekolah dengan pelayanan kesehatan umum.

Kemudian untuk tenda kedua, khusus untuk pelaksanaan khitanan massal bagi anak-anak, dan yang ketiga adalah tenda khusus pelaksanaan vaksinasi COVID-19.

Di beberapa sudut tenda-tenda itu berkumpul sejumlah anggota kepolisian baik Polwan maupun polisi laki-laki. Mereka terlihat gagah dengan pakaian coklat mereka.

Sesekali sejumlah anggota polisi itu menegur, warga untuk tidak duduk berkumpul atau berdekatan saat mengantre untuk pemeriksaan kesehatan dan menerima pelayanan kesehatan lainnya.

Baca juga: Polda NTT distribusikan ribuan paket sembako sambut HUT Polri

Tak jauh dari lokasi khitanan, terdapat satu tenda yang dibangun khusus bagi warga yang sudah terdaftar untuk menerima suntikan vaksin COVID-19 yang lokasinya tak jauh dari pesisir pantai. Targetnya sekitar 300 orang divaksinasi di hari itu khusus untuk warga di desa itu.
Seorang dokter dari RS Bhayangkara Polda NTT mengambil sampel darah saat pelaksanaan bakti sosial Polda NTT di desa Sulamu, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, NTT Rabu (23/6/2021). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.


Pukul 09.00 wita vaksinasi COVID-19 sudah mulai dilakukan. Sebuah tenda disiapkan bagi warga di desa itu yang akan menerima suntikan vaksin dosis pertama, sementara beberapa warga lainnya yang tak mendapatkan tempat di dalam tenda itu terpaksa harus menunggu sambil berteduh di bawah pohon.

Warga di desa itu memang terlihat sangat antusias untuk mengikuti program vaksinasi yang sudah disiapkan oleh personel Polda NTT dan Polres Kupang itu.

"Pelaksanaan vaksin bagi masyarakat umum seperti saya ini baru dimulai hari ini. Pernah ada pelaksanaan vaksin di sini tetapi hanya bagi petugas pelayan publik dan juga bagi petugas kesehatan saja, itu pun tidak banyak," kata Abung Lahadi seorang warga Bajo yang sudah lama menetap di desa itu.

Menurut Abung Lahadi, pada awalnya dirinya memang takut untuk menerima suntikan vaksin COVID-19. Hal ini karena muncul banyak sekali informasi di media sosial yang menyatakan bahwa penerima vaksin COVID-19 meninggal setelah divaksinasi.

Ia pun sempat ragu, bahkan Abung Lahadi menyampaikan kepada istrinya agar tak perlu menerima suntikan vaksin karena berbahaya. Tetapi dalam perjalanannya iapun kembali mendapatkan pencerahan soal manfaat dari vaksin tersebut.

Pekerjaannya dia sebagai nelayan, menurut dia, sangat mudah terpapar COVID-19, karena banyak berinteraksi dengan nelayan lainnya saat ia bekerja ataupun saat dirinya ke Kota Kupang.

Baca juga: Polisi amankan 150 liter minuman beralkohol di Sumba Barat

Membantu warga pesisir

Desa Sulamu sendiri sebenarnya merupakan desa yang ditempati oleh sejumlah orang dari berbagai daerah. Di kawasan pesisir misalnya didominasi oleh warga suku Bajo. Sementara di dataran tinggi ditempati oleh warga dari Rote, Sabu serta Kabupaten Kupang.

Butuh waktu sekitar satu setengah jam untuk bisa tiba di desa itu dari Kupang dengan jarak tempuh sekitar 60 kilometer. Namun jika melalui jalur laut hanya membutuhkan waktu sekitar 30an menit saja.

Di desa itu juga fasilitas kesehatannya sangatlah minim. Hanya terdapat satu Puskesmas di desa itu. Sementara jika ada warga yang sakit berat terpaksa harus dirujuk ke RSUD Kupang dengan waktu tempuh sekitar 1 jam lebih.

Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 memang saat ini sedang gencar dilakukan oleh sejumlah instansi di NTT khususnya oleh Polri dalam hal ini Polda NTT.

Warga di desa itu merasa terbantu karena sama halnya dengan Abung La hadimereka justru sudah lama menunggu menerima suntikan vaksin COVID-19 itu untuk meningkatkan imun tubuh mereka.

"Waktu ada pemberitahuan bahwa ada vaksin, sayapun langsung mengiyakan dan langsung saya sampaikan ke istri saya," cerita Sopian Petan.

Ia pun tak segan-segan menjadi orang pertama dan istrinya orang kedua untuk menerima suntikan vaksin. Karena sejak malam dirinya bersama istrinya sudah menyiapkan diri untuk bisa menerima suntikan vaksin COVID-19.

"Tetapi sempat deg-degan," ceritanya sambil tertawa.

Oleh karena itu, ia berterima kasih kepada pihak kepolisian dari Polda NTT dan Polres Kupang yang datang ke desa itu mengelar bakti sosial serta melakukan penyuntikan vaksin COVID-19 bagi warga di desa.

Pelaksanaan vaksin di desa itu juga dipenuhi oleh warga di daerah itu. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat sudah mulai sadar beta pentingnya vaksin COVID-19 untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Seorang tokoh masyarakat di Desa Sulamu, Piter Mudin yang juga baru pertama kali menerima suntikan vaksin COVID-19 justru mengajak seluruh masyarakat di desa itu untuk berani menerima suntikan vaksin COVID-19.

Baca juga: Peluncuran tilang elek di wilayah Polda NTT ditunda

Herd Immunity

Pelaksanaan vaksin COVID-19 di Desa Sulamu, serta bakti sosial dan pelayanan kesehatan di desa itu dilakukan dalam rangka menyambut HUT ke-75 Polri yang akan jatuh pada 1 Juli 2021 mendatang.

Pelayanan kesehatan yang dilakukan kepada masyarakat di daerah pelosok itu bukti bahwa negara benar-benar hadir di tengah masyarakat walaupun jauh dari perkotaan.

Kapolda Nusa Tenggara Tenggara Timur Irjen Pol Lotharia Latif mengatakan pelaksanaan bakti sosial, pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan harapan dari institusi itu kepada masyarakat untuk tetap sehat.

"Apalagi di tengah pandemi ini, kesehatan harus dijaga terus," ungkap Komandan berbintang dua itu.

Pelaksanaan vaksinasi COVID_19 sendiri merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mencegah menyebarnya COVID-19 di NTT khususnya di desa tersebut. Pemerintah ingin agar dengan adanya suntikan vaksin COVID-19 akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh atau yang dikenal dengan "herd immunity".

Pelaksanaan vaksinasi sendiri tidak hanya dilakukan sekali saja oleh Polda NTT. Pada Sabtu (26/6) pekan lalu misalnya Polisi di seluruh wilayah NTT mengelar pelaksanaan vaksinasi dengan target 25 ribuan orang divaksinasi.

Hasilnya justru positif. Capaian vaksinasinya melebihi target yakni mencapai 27 ribuan orang. Hal ini sudah menjadi bukti bahwa banyak yang sudah paham dan tak takut lagi untuk divaksin.

Saat berada di Sulamu, orang nomor satu di Polda NTT itu juga membantu menyosialisasikan pentingnya vaksin COVID-19 itu. Ia berharap warga tak ada yang takut lagi dan tidak usah percaya dengan berbagai informasi negatif soal vaksin COVID-19.

"Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 akan terus bergulir, dan kami akan terus lakukan, baik di tingkat polda maupun di polres-polres," ujar dia.

Berbagai kegiatan pelayanan yang dilakukan aparat kepolisan di NTT kepada warga di pelosok negeri itu, menjadi bagian dari upaya Korps Bhayangkara agar lebih dekat dan makin dicintai masyarakat.​​​​​​​
​​​​​​
Baca juga: Polisi tangkap preman yang melawan aparat kepolisian saat ditegur
Baca juga: Pelaku korupsi fasilitas kredit Bank NTT divonis sembilan tahun