Olimpiade
Kirab obor Olimpiade di Tokyo sebagian tidak digelar di jalan umum
29 Juni 2021 19:44 WIB
Pembawa obor Grand Start Estafet Obor Olimpiade Tokyo 2020 Nadeshiko Japan, tim sepak bola perempuan nasional Jepang, memimpin estafet obor di Naraha, prefektur Fukushima, Jepang, Kamis (25/3/2021). REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Pool/foc/cfo (REUTERS/KIM KYUNG-HOON)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah kota Tokyo menyatakan kirab obor Olimpiade tidak akan digelar di jalanan umum di sebagian besar ibu kota Jepang itu selama delapan hari pertama saat segmen estafet di wilayah tersebut dimulai pekan depan, di tengah peningkatan kasus COVID-19.
Dikutip dari Kyodo, Selasa, penyelenggara tidak akan mengadakan estafet obor di jalanan umum di Tokyo, tidak termasuk daerah pulau kecilnya, antara 9 hingga 16 Juli 2021 sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus corona.
Kirab obor di Tokyo akan dimulai setelah api Olimpiade melewati 46 prefektur di Jepang, di tengah kondisi pandemi yang telah memaksa banyak daerah lain mengurangi program mereka dan tidak mengizinkan pelari melakukan estafet obor di jalan-jalan umum kota.
Baca juga: Presiden IOC dijadwalkan tiba di Jepang pekan depan
Tokyo yang telah berstatus darurat COVID-19 selama sekitar dua bulan sejak akhir April lalu itu akan mengakhiri status tersebut pada 11 Juli mendatang.
Namun sejak status darurat ketiga berakhir pada 20 Juni, Tokyo mengalami peningkatan kasus virus corona setiap hari, sehingga menambah kekhawatiran bahwa Olimpiade yang akan dimulai pada 23 Juli nanti dapat memicu lonjakan kasus COVID-19.
Rabu lalu, Tokyo melaporkan 619 kasus, yang merupakan angka tertinggi dalam sekitar sebulan terakhir, dan mengonfirmasi 476 kasus lagi pada Selasa.
Selama delapan hari pertama, kirab obor dijadwalkan berlangsung, terutama di pulau-pulau, serta area Tama di pinggiran barat bagian pusat Tokyo.
Penyelenggara nantinya akan memutuskan format untuk estafet dari 17 Juli hingga upacara pembukaan Olimpiade.
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 akan vaksinasi 70.000 sukarelawan
Baca juga: Atlet India dan beberapa negara diminta tes COVID-19 setiap hari
Sebelum dimulainya kirab obor 121 hari pada akhir Maret, awalnya sekitar 10.000 pelari telah ditetapkan untuk membawa api Olimpiade di 47 prefektur Jepang.
Namun, banyak dari wilayah tersebut yang akhirnya harus menggelar acara di taman dan tempat-tempat lain tanpa penonton.
Di Tokyo dan banyak bagian lain negara tersebut, semua acara penayangan massal Olimpiade dan Paralimpiade telah dibatalkan sebagai bagian dari tindakan pencegahan penyebaran virus.
Terlepas dari janji berulang kali dari pemerintah Jepang dan pemerintah kota Tokyo serta Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk menggelar pertandingan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan COVID-19 yang ketat, skeptisisme publik mengenai penyelenggaraan ajang olahraga secara besar-besaran di tengah krisis kesehatan global masih menguat.
Baca juga: Anggota tim Uganda yang tiba di Tokyo membawa varian Delta
Baca juga: Kaisar Jepang khawatir Olimpiade bisa sebarkan COVID
Baca juga: WHO bahas pelaksanaan Olimpiade Tokyo bersama IOC
Dikutip dari Kyodo, Selasa, penyelenggara tidak akan mengadakan estafet obor di jalanan umum di Tokyo, tidak termasuk daerah pulau kecilnya, antara 9 hingga 16 Juli 2021 sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus corona.
Kirab obor di Tokyo akan dimulai setelah api Olimpiade melewati 46 prefektur di Jepang, di tengah kondisi pandemi yang telah memaksa banyak daerah lain mengurangi program mereka dan tidak mengizinkan pelari melakukan estafet obor di jalan-jalan umum kota.
Baca juga: Presiden IOC dijadwalkan tiba di Jepang pekan depan
Tokyo yang telah berstatus darurat COVID-19 selama sekitar dua bulan sejak akhir April lalu itu akan mengakhiri status tersebut pada 11 Juli mendatang.
Namun sejak status darurat ketiga berakhir pada 20 Juni, Tokyo mengalami peningkatan kasus virus corona setiap hari, sehingga menambah kekhawatiran bahwa Olimpiade yang akan dimulai pada 23 Juli nanti dapat memicu lonjakan kasus COVID-19.
Rabu lalu, Tokyo melaporkan 619 kasus, yang merupakan angka tertinggi dalam sekitar sebulan terakhir, dan mengonfirmasi 476 kasus lagi pada Selasa.
Selama delapan hari pertama, kirab obor dijadwalkan berlangsung, terutama di pulau-pulau, serta area Tama di pinggiran barat bagian pusat Tokyo.
Penyelenggara nantinya akan memutuskan format untuk estafet dari 17 Juli hingga upacara pembukaan Olimpiade.
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 akan vaksinasi 70.000 sukarelawan
Baca juga: Atlet India dan beberapa negara diminta tes COVID-19 setiap hari
Sebelum dimulainya kirab obor 121 hari pada akhir Maret, awalnya sekitar 10.000 pelari telah ditetapkan untuk membawa api Olimpiade di 47 prefektur Jepang.
Namun, banyak dari wilayah tersebut yang akhirnya harus menggelar acara di taman dan tempat-tempat lain tanpa penonton.
Di Tokyo dan banyak bagian lain negara tersebut, semua acara penayangan massal Olimpiade dan Paralimpiade telah dibatalkan sebagai bagian dari tindakan pencegahan penyebaran virus.
Terlepas dari janji berulang kali dari pemerintah Jepang dan pemerintah kota Tokyo serta Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk menggelar pertandingan dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan COVID-19 yang ketat, skeptisisme publik mengenai penyelenggaraan ajang olahraga secara besar-besaran di tengah krisis kesehatan global masih menguat.
Baca juga: Anggota tim Uganda yang tiba di Tokyo membawa varian Delta
Baca juga: Kaisar Jepang khawatir Olimpiade bisa sebarkan COVID
Baca juga: WHO bahas pelaksanaan Olimpiade Tokyo bersama IOC
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021
Tags: