Jakarta (ANTARA News)- Ingin mendulang keuntungan dari kendaraan pribadi, yang bahkan untuk memiliki dan menggunakannya saja harus menguras kocek 8.000 dollar pertahun atau setara dengan lebih dari Rp65 juta?

Mungkin kelihatan mustahil tetapi Shelby Clark (28) seperti yang diberitakan The New York Times, menciptakan sebuah program yang dinamai 'RelayRides' untuk membantu para pemilik pribadi meminjamkan mobil mereka dan menerima uang sewa perjam.

Pria berusia 28 tahun yang baru memulai programnya bulan Juni silam itu memperkirakan bahwa para pemilik mobil, dengan menggunakan RelayRides, bisa meraih ribuan dollar perbulan, untuk membayar cicilan kendaraan, asuransi, dan berbagai biaya yang harus disiapkan.

Ia menemukan idenya ketika sedang bersepeda untuk menjemput mobil sewaan dari layanan Zipcar di Boston, Amerika Serikat, (AS).

Zipcar adalah perusahaan penyedia jasa peminjaman kendaraan berbasis 'car-sharing' yang beroperasi di AS.

"Sepanjang jalan, saya melewati puluhan mobil yang belum dikemudikan selama berminggu-minggu dan saya sadar bahwa itu semua menelan biaya yang tinggi, jadi mungkin kita bisa memanfaatkan sumber daya itu," kata Clark yang pada saat itu sedang kuliah di Harvard Business School.

"Saya lalu mulai meneliti bagaimana menghubungkan orang dalam komunitas mereka," lanjut Clark.

Layanan itu kemudian bekerja dalam cara yang cukup sederhana.
Anggota komunitas memesan kendaraan secara online di laman resmi RelayRides atau juga melalui telepon, lalu dengan kartu yang telah diprogram ia bisa membuka kunci kendaraan yang sedang diparkir di berbagai tempat parkir atau bahkan di pinggir jalan.

Para peminjam kendaraan akan membayar sesuai dengan lamanya pemakaian, dengan biaya bahan bakar dan asuransi sudah termasuk di dalamnya.

Sejauh ini layanan itu hanya berlaku di di Boston dan seputaran daerah Cambridge.

Untuk menjamin bahwa para peminjam memperlakukan kendaraan dengan baik, Clark melekatkan identitas pribadi pemilik mobil pada mobilnya.

Misalnya para peminjam akan diberitahu bahwa mereka sedang memakai mobil Toyota Prius tahun 2010 milik Anthony, bukan hanya informasi umum.

Sebuah surat diletakkan di dalam mobil itu untuk memberi tahu bahwa mereka sedang berada dalam mobil pribadi seseorang dan bukan mobil milik sebuah perusahaan rental.

Di sisi lain para pemilik kendaraan juga diharapkan lebih merawat kendaraan mereka karena para peminjam akan membayar kendaraan yang mereka pinjam menggunakan sistem penilaian yang mirip aplikasi 'Yelp', laman dan jejaring sosial yang digunakan untuk menilai fasilitas umum maupun bisnis.

Dan tampaknya program itu berjalan dengan baik.

Pedro Santos yang bekerja di sebuah perusahaan berbasis teknologi di Cambridge, AS, mengatakan masalah terbesar yang dihadapinya sejak mengikuti program RelayRides adalah "ada beberapa helai daun yang tertinggal di mobil".

Dalam seminggu Santos hanya mengendarai Toyota RAV4-nya selama 15 jam untuk pergi ke toko swalayan dan tempat-tempat rutin lainnya.

Guna mengisi waktu kosong, kendaraannya disediakan untuk rental dengan harga sepuluh dollar perjam, satu dollar lebih murah dari layanan Zipcar juga beroperasi di daerah itu.

Ia mengatakan RelayRides hanya mengambil 15 persen dari sewa yang dibayarkan.

"Saya mendapatkan keuntungan dari mobil saya," ujar Santos yang rata-rata menerima 200 dolar perbulan, jumlah yang cukup untuk membayar asuransi, bahan bakar, dan biaya lainnya.

Menurutnya kebanyakan pelanggan meminjam kendaraannya pada akhir pekan dan sore hari.

Ketika ia ingin menggunakannya kembali ia cukup memblok jadwalnya.

"Saya awalnya agak ragu-ragu tapi orang-orang merawat mobil saya dengan baik," tukas Santos. Kalau ide ini ada yang menerapkan di Indonesia, berjalan lancar atau tidak ya?
(Ber/A038/BRT)