BTN targetkan penambahan 6.800 agen hingga akhir 2021
29 Juni 2021 18:11 WIB
Bank BTN meluncurkan Program Batara Spekta yang dapat dimanfaatkan nasabah, khususnya milenial, untuk mendapatkan beragam hadiah menarik. ANTARA/HO-BTN/pri.
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan penambahan jumlah Agen Batara menjadi 6.800 orang hingga akhir 2021 dari posisi per akhir Mei 2021 mencapai 2.952 orang.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, pengembangan Agen Batara lebih dimaksudkan untuk memenuhi tujuan perseroan dalam memperluas keterjangkauan layanan perbankan kepada masyarakat.
"Masih banyaknya masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan membuat kami terus melakukan pengembangan Agen Batara. Kami berharap pengembangan Agen Batara dapat mendukung percepatan inklusi keuangan di Indonesia," ujar Haru dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat inklusi keuangan masyarakat hingga kini masih relatif rendah terutama di daerah-daerah di luar Pulau Jawa.
Sebanyak 51 persen dari penduduk dewasa atau 95 juta penduduk Indonesia masih diklasifikasikan sebagai tidak memiliki rekening bank atau tidak memiliki akun lembaga jasa keuangan.
Baca juga: BTN optimistis dana PEN sektor perumahan ungkit perekonomian
Melihat kondisi tersebut, lanjut Haru, perseroan harus berperan dalam meningkatkan inklusi keuangan dengan terus menggenjot penambahan Agen Batara di berbagai daerah.
Agen Batara diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai pentingnya layanan keuangan perbankan bagi kehidupan mereka.
Haru mengakui jika inklusi keuangan terus ditingkatkan dan banyak masyarakat yang menabung di perbankan, maka akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi para penabung tetapi juga bank.
"Tentunya jika masyarakat sudah sadar akan menabung sehingga dana mereka aman. Maka bank dapat menekan cost of fund karena banyaknya dana murah yang ditempatkan," kata Haru.
Untuk itu, emiten berkode saham BBTN itu akan memperluas ekspansi Agen Batara terutama kepada masyarakat yang memiliki bisnis toko kelontong atau toko sembako di perumahan yang dibiayai perseroan, kios jasa pengiriman atau ekspedisi, mini market berskala lokal dan toko retail lainnya.
"Ini bisa jadi basis dana murah BTN," kata Haru.
Haru menyampaikan, sejak Oktober 2020, Bank BTN mengubah strategi pengembangan branchless banking menggunakan EDC mini ATM, agar layanan agen dapat berfokus pada peningkatan dana murah atau CASA dimana target market pelanggan agen adalah nasabah berbasis kartu ATM. Pengembangan Agen Batara untuk mengoptimalkan pengumpulan dana murah juga dinilai berhasil.
Hal itu bisa dilihat dari jumlah saldo rata-rata Agen Batara yang terus meningkat menjadi Rp34,8 juta pada Mei 2021.
"Saldo Agen Batara ini naiknya sangat signifikan dari hanya Rp8 juta pada Januari 2021, kini di bulan Mei 2021 sudah melonjak jadi Rp34,8 juta," ujar Haru.
Hingga April 2021 perolehan dana pihak ketiga (DPK) perseroan tumbuh 41,07 persen menjadi Rp289,46 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp205,18 triliun.
Pertumbuhan DPK Bank BTN tersebut melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), per April 2021 DPK perbankan meningkat 11,5 persen year on year (yoy) menjadi Rp6.558 triliun pada April 2021.
Baca juga: BTN ubah jam layanan nasabah seiring diperketatnya PPKM
Baca juga: Bank BTN targetkan pemulihan aset di atas Rp2 triliun sepanjang 2021
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, pengembangan Agen Batara lebih dimaksudkan untuk memenuhi tujuan perseroan dalam memperluas keterjangkauan layanan perbankan kepada masyarakat.
"Masih banyaknya masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan membuat kami terus melakukan pengembangan Agen Batara. Kami berharap pengembangan Agen Batara dapat mendukung percepatan inklusi keuangan di Indonesia," ujar Haru dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat inklusi keuangan masyarakat hingga kini masih relatif rendah terutama di daerah-daerah di luar Pulau Jawa.
Sebanyak 51 persen dari penduduk dewasa atau 95 juta penduduk Indonesia masih diklasifikasikan sebagai tidak memiliki rekening bank atau tidak memiliki akun lembaga jasa keuangan.
Baca juga: BTN optimistis dana PEN sektor perumahan ungkit perekonomian
Melihat kondisi tersebut, lanjut Haru, perseroan harus berperan dalam meningkatkan inklusi keuangan dengan terus menggenjot penambahan Agen Batara di berbagai daerah.
Agen Batara diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai pentingnya layanan keuangan perbankan bagi kehidupan mereka.
Haru mengakui jika inklusi keuangan terus ditingkatkan dan banyak masyarakat yang menabung di perbankan, maka akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi para penabung tetapi juga bank.
"Tentunya jika masyarakat sudah sadar akan menabung sehingga dana mereka aman. Maka bank dapat menekan cost of fund karena banyaknya dana murah yang ditempatkan," kata Haru.
Untuk itu, emiten berkode saham BBTN itu akan memperluas ekspansi Agen Batara terutama kepada masyarakat yang memiliki bisnis toko kelontong atau toko sembako di perumahan yang dibiayai perseroan, kios jasa pengiriman atau ekspedisi, mini market berskala lokal dan toko retail lainnya.
"Ini bisa jadi basis dana murah BTN," kata Haru.
Haru menyampaikan, sejak Oktober 2020, Bank BTN mengubah strategi pengembangan branchless banking menggunakan EDC mini ATM, agar layanan agen dapat berfokus pada peningkatan dana murah atau CASA dimana target market pelanggan agen adalah nasabah berbasis kartu ATM. Pengembangan Agen Batara untuk mengoptimalkan pengumpulan dana murah juga dinilai berhasil.
Hal itu bisa dilihat dari jumlah saldo rata-rata Agen Batara yang terus meningkat menjadi Rp34,8 juta pada Mei 2021.
"Saldo Agen Batara ini naiknya sangat signifikan dari hanya Rp8 juta pada Januari 2021, kini di bulan Mei 2021 sudah melonjak jadi Rp34,8 juta," ujar Haru.
Hingga April 2021 perolehan dana pihak ketiga (DPK) perseroan tumbuh 41,07 persen menjadi Rp289,46 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp205,18 triliun.
Pertumbuhan DPK Bank BTN tersebut melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), per April 2021 DPK perbankan meningkat 11,5 persen year on year (yoy) menjadi Rp6.558 triliun pada April 2021.
Baca juga: BTN ubah jam layanan nasabah seiring diperketatnya PPKM
Baca juga: Bank BTN targetkan pemulihan aset di atas Rp2 triliun sepanjang 2021
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: