Jakarta (ANTARA) - Saham Hong Kong ditutup lebih rendah pada hari Selasa, karena saham perusahaan energi merosot setelah penurunan harga minyak, dengan investor bersikap hati-hati menjelang laporan pekerjaan AS.

Indeks Hang Seng turun 0,9 persen menjadi 28.994,10, sedangkan Indeks China Enterprises turun 1,0 persen menjadi 10.757,30 poin.

Yang menguat tertinggi di Hang Seng adalah saham Haidilao International Holding Ltd naik 8,69 persen, sedangkan pecundang terbesar adalah China Petroleum & Chemical Corp, yang sahamnya turun 4,59 persen.

Jatuh paling parah, indeks energi Hang Seng turun 2,9 persen didukung oleh harga minyak yang lebih lemah.

Raksasa minyak milik negara PetrolChina kehilangan 4,2 persen, sementara CNOOC turun 2,9 persen.

Baca juga: Saham Hong Kong naik didorong teknologi dan material

Harga minyak turun untuk hari kedua pada hari Selasa di tengah kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan bahan bakar yang lebih lambat karena wabah varian Delta COVID-19 yang sangat menular memicu pembatasan mobilitas baru di seluruh dunia.

Menambah tekanan adalah kekhawatiran wabah virus corona baru di Asia dapat melemahkan pemulihan ekonomi, bahkan ketika momentum kuat di Amerika Serikat mendorong Federal Reserve (Fed) untuk mempertimbangkan keluar lebih cepat dari kebijakan akomodatif.

Laporan pekerjaan AS untuk bulan Juni yang diawasi ketat oleh investor akan dirilis hari Jumat, yang dapat mempengaruhi prospek kebijakan Fed dan mengedepankan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga.

Indeks saham utama China, Komposit Shanghai ditutup turun 0,92 persen pada 3.573,18, sedangkan indeks saham unggulan CSI300 berakhir turun 1,17 persen.

Di seluruh wilayah, indeks saham MSCI Asia kecuali Jepang melemah 0,5 persen, sementara indeks Nikkei Jepang ditutup turun 0,81 persen.

Baca juga: Saham China jatuh, dipicu kekhawatiran penyebaran virus Delta di Asia