Presiden targetkan kontribusi ekonomi digital capai 18 persen PDB 2030
29 Juni 2021 14:07 WIB
Ilustrasi - Pengunjung memindai kode QRIS untuk pembayaran dalam acara Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2021 Eksotisme Lombok di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) The Mandalika, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (3/3/2021). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menargetkan kontribusi ekonomi digital dapat melejit dari empat persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia saat ini menjadi hingga 18 persen PDB pada 2030.
"Kita harus berlari lebih cepat lagi, sehingga tahun 2025 kita bisa kuasai sekitar 40 persen dari total potensi ekonomi digital ASEAN dan di 2030 ekonomi digital Indonesia bisa berkontribusi 18 persen dari PDB Indonesia," kata Presiden Jokowi dalam acara Grand Launching Tadex "Melaju Bersama Untuk Ekosistem Digital Indonesia" secara virtual di Jakarta, Selasa.
Pertumbuhan ekonomi digital, kata Presiden, juga harus didukung dengan terus mengembangkan semangat usaha di industri teknologi digital.
Semangat berusaha ini perlu dilandasi dengan upaya menemukan solusi inovatif untuk bertumbuh di era disrupsi digital seperti yang terjadi saat ini.
Presiden mengharapkan kehadiran Tadex atau Tanah Air Digital Exchange yang merupakan platform program periklanan, dapat menjadi momentum penting untuk melahirkan lompatan-lompatan baru dan menciptakan ekosistem digital yang lebih baik.
Baca juga: Presiden: Dukung TADEX untuk mendorong ekosistem digital yang inklusif
Hal itu agar dapat menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
"Saya yakin Tadex berikan angin segar karena menawarkan modal bisnis periklanan digital yang berkelanjutan, membuka peluang baru yang bermanfaat bagi advertiser, publisher, marketer dan pemangku kepentingan lain," ujarnya.
Presiden menyambut baik platform Tadex yang merupakan hasil kolaborasi Dewan Pers, Taskforce Media Sustainability dan Telkomgroup.
Menurut Presiden, Tadex adalah inovasi teknologi bagi industri media, khususnya periklanan.
"Karya anak bangsa harus didukung dan manfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong ekosistem digital yang inklusif," ujarnya.
Saat ini, berdasarkan perhitungan pada 2020, PDB Indonesia mencapai Rp15.400 triliun. Dari jumlah tersebut, kontribusi ekonomi digital baru empat persen persen dari PDB.
Pada 2030, pemerintah memproyeksikan PDB bisa mencapai Rp24.000 triliun, dengan kontribusi ekonomi digital sebesar 18,87 persen.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sebelumnya memaparkan perdagangan daring (e-commerce) akan memiliki peran yang dominan terhadap ekonomi digital yakni sekitar 34 persen atau setara Rp1900 triliun.
Kemudian, juga B2B business dengan besaran 13 persen atau setara Rp763 tirilun, dan kontribusi health technology menjadi Rp471,6 triliun.
Baca juga: Menkeu: Realisasi pungutan pajak digital Rp2,25 triliun per Juni 2021
Baca juga: Kominfo gandeng asosiasi untuk dukung talenta digital
"Kita harus berlari lebih cepat lagi, sehingga tahun 2025 kita bisa kuasai sekitar 40 persen dari total potensi ekonomi digital ASEAN dan di 2030 ekonomi digital Indonesia bisa berkontribusi 18 persen dari PDB Indonesia," kata Presiden Jokowi dalam acara Grand Launching Tadex "Melaju Bersama Untuk Ekosistem Digital Indonesia" secara virtual di Jakarta, Selasa.
Pertumbuhan ekonomi digital, kata Presiden, juga harus didukung dengan terus mengembangkan semangat usaha di industri teknologi digital.
Semangat berusaha ini perlu dilandasi dengan upaya menemukan solusi inovatif untuk bertumbuh di era disrupsi digital seperti yang terjadi saat ini.
Presiden mengharapkan kehadiran Tadex atau Tanah Air Digital Exchange yang merupakan platform program periklanan, dapat menjadi momentum penting untuk melahirkan lompatan-lompatan baru dan menciptakan ekosistem digital yang lebih baik.
Baca juga: Presiden: Dukung TADEX untuk mendorong ekosistem digital yang inklusif
Hal itu agar dapat menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
"Saya yakin Tadex berikan angin segar karena menawarkan modal bisnis periklanan digital yang berkelanjutan, membuka peluang baru yang bermanfaat bagi advertiser, publisher, marketer dan pemangku kepentingan lain," ujarnya.
Presiden menyambut baik platform Tadex yang merupakan hasil kolaborasi Dewan Pers, Taskforce Media Sustainability dan Telkomgroup.
Menurut Presiden, Tadex adalah inovasi teknologi bagi industri media, khususnya periklanan.
"Karya anak bangsa harus didukung dan manfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong ekosistem digital yang inklusif," ujarnya.
Saat ini, berdasarkan perhitungan pada 2020, PDB Indonesia mencapai Rp15.400 triliun. Dari jumlah tersebut, kontribusi ekonomi digital baru empat persen persen dari PDB.
Pada 2030, pemerintah memproyeksikan PDB bisa mencapai Rp24.000 triliun, dengan kontribusi ekonomi digital sebesar 18,87 persen.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sebelumnya memaparkan perdagangan daring (e-commerce) akan memiliki peran yang dominan terhadap ekonomi digital yakni sekitar 34 persen atau setara Rp1900 triliun.
Kemudian, juga B2B business dengan besaran 13 persen atau setara Rp763 tirilun, dan kontribusi health technology menjadi Rp471,6 triliun.
Baca juga: Menkeu: Realisasi pungutan pajak digital Rp2,25 triliun per Juni 2021
Baca juga: Kominfo gandeng asosiasi untuk dukung talenta digital
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: