Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan membentuk tim untuk keamanan siber yakni Computer Security Incident Response Team (CSIRT)-BRIN.

"BRIN akan mengintegrasikan seluruh LPNK (lembaga pemerintah non kementerian) tersebut dan juga sebagian Balitbang (badan penelitian dan pengembangan) kementerian sehingga kemungkinan dalam waktu dekat kami akan mengkonversi CISRT yang sudah ada di LPNK itu menjadi CISRT-BRIN," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam peluncuran Computer Security Incident Response Team (CSIRT) LIPI 2021, di Jakarta, Senin.

Dengan lalu lintas pertukaran informasi pada era industri 4.0 saat ini menjadi sangat mudah dan berjalan sangat cepat dengan dukungan teknologi informasi, maka perlu keamanan siber.

Baca juga: BRIN: Penanganan COVID-19 sebagai salah satu fokus utama ASEAN

Keamanan siber (cyber security) merupakan upaya dalam menjaga kerahasiaan, keutuhan dan ketersediaan informasi dari serangan digital.

Dia mengatakan dengan integrasi LPNK yakni Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), maka skala data dan infrastruktur akan jauh lebih besar, kemungkinan bisa hampir lima kali lipat. Oleh karena itu, perlu dibuat CISRT-BRIN untuk memastikan keamanan siber.

"Meskipun kami kemungkinan akan melakukan restrukturisasi infrastruktur sehingga kita akan cukup memiliki data center di maksimal empat lokasi saja untuk mendukung keseluruhan pengelolaan data dan komunikasi teknologi informasi di dalam lingkungan BRIN," tuturnya.

Untuk membentuk CISRT-BRIN, Handoko menuturkan akan memerlukan bantuan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Baca juga: Kepala BRIN dorong pemanfaatan data digital keanekaragaman hayati
Baca juga: BRIN-LIPI luncurkan SRIKANDI untuk integritas data uji klinis
Baca juga: BRIN: Sinergikan STI nasional dengan agenda OKI