Yogyakarta (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Malioboro memperkirakan arus lalu lintas di sepanjang Jalan Malioboro hingga titik nol kilometer akan mulai mengalami kepadataan pada H-3 hingga H+7 Lebaran.

"Kepadatan arus lalu lintas di Malioboro tidak mungkin dihindari, sehingga yang penting dilakukan adalah mengatur arus lalu lintas agar tetap berjalan dengan lancar," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Malioboro Purwanto di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, salah satu antisipasi yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas di Malioboro adalah dengan melarang parkir di jalur lambat. "Parkir di jalur lambat akan sangat mempengaruhi kelancaran arus lalu lintas. Tidak boleh ada kendaraan yang berhenti di sepanjang Jalan Malioboro," lanjutnya.

Ia mengatakan, kepadatan arus lalu lintas di Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer akan lebih didominasi oleh kendaraan roda empat yang mengalami kenaikan volume hingga dua kali lipat. "Kendaraan roda dua relatif lebih bisa berjalan dengan lancar," lanjutnya.

Selama libur Lebaran, UPT Malioboro akan menyiapkan 100 personil dan tiga posko pelayanan dan pengaduan yang berada di Tempat Khusus Parkir Abu Bakar Ali, di Kantor UPT Malioboro dan di Titik Nol Kilometer.

"Pada tahun sebelumnya, kami juga sudah mendirikan UPT Malioboro, dengan keluhan paling banyak adalah dari mahalnya tarif parkir, khususnya untuk kendaraan roda empat," lanjutnya.

Purwanto juga menyebutkan, salah satu hal lain yang perlu diperhatikan selama libur Lebaran adalah peningkatan pedagang kaki lima (PKL). "Jumlah PKL tidak akan bertambah terlalu banyak, kemungkinan ada tambahan 10 PKL di TPK Malioboro I," katanya.

Ia menjamin, tambahan PKL selama libur Lebaran itu tidak akan mengganggu arus lalu lintas dan pengunjung di Malioboro saat Lebaran. "Mereka sifatnya hanya untuk memeriahkan libur Lebaran saja, bukan untuk berdagang secara permanen," lanjutnya.
(E013/B010)