Cibinong, Jawa Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bergantung pada sektor pariwisata untuk memulihkan pendapatan asli daerah (PAD), yang anjlok imbas pandemi COVID-19.
"Salah satu strategi pembangunan sistem tata kelola pariwisata adalah meningkatkan peran dan pengembangan wisata desa. Oleh karena itu Pemkab Bogor terus mendorong pengembangan pariwisata dan memacu agar seluruh desa mengembangkan potensi wisata di daerahnya masing-masing, baik itu wisata alam, eduwisata, atau wisata buatan," ungkap Bupati Bogor Ade Yasin di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Menurutnya, Pemkab Bogor giat mendorong desa untuk membangun, khususnya sektor pariwisata. Ia menganggap desa sebagai pengungkit kebangkitan Kabupaten Bogor.
Sebagian besar kekayaan dan potensi wisata Kabupaten Bogor berada di 416 desa di 40 kecamatan.
"Kabupaten Bogor dari total 416 desa, terdapat 30 desa wisata yang resmi terbentuk dan 555 hotel dan restoran. Semuanya masih survive meskipun dengan tingkat kunjungannya masih relatif rendah karena PSBB dan PPKM," terang Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu.
Ade Yasin meluncurkan program bantuan keuangan desa bernama Satu Miliar Satu Desa (Samisade).
Pemkab Bogor menggelontorkan anggaran Samisade senilai Rp318,5 miliar kepada 356 desa untuk menstimulus pembangunan infrastruktur desa.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PAD Kabupaten Bogor anjlok Rp869 miliar dari Rp3,16 triliun menjadi Rp2,29 triliun pada masa pandemi.
"Angka tersebut terangkum dalam data keuangan daerah, khususnya realisasi pendapatan pemerintah tahun 2019-2020," ungkap Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Kabupaten Bogor Ujang Jaelani.
Baca juga: Kabupaten Bogor kembali batasi pengunjung tempat wisata
Baca juga: Pemkab Bogor tutup sejumlah layanan imbas 91 ASN positif COVID-19
Baca juga: Bupati Bogor terbitkan aturan perketat PPKM Berskala Mikro
Pulihkan PAD, Pemkab Bogor bergantung pada sektor wisata
26 Juni 2021 21:08 WIB
Bupati Bogor Ade Yasin. ANTARA/M Fikri Setiawan
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: