BNBR fokus pada bisnis masa depan berkelanjutan
25 Juni 2021 19:24 WIB
Tangkapan layar Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya Novyan Bakrie, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat. (25/6/2020). ANTARA/Ahmad Wijaya
Jakarta (ANTARA) - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang selama ini banyak mengandalkan industrialisasi sebagai sumber pertumbuhannya, mulai fokus mengembangkan sektor sustainable energy sebagai bagian dari upaya perseroan memasuki bisnis masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Komitmen perseroan tersebut juga selaras dengan target-target yang telah dicanangkan di dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).
"Demi mengakselerasi pertumbuhan, perusahaan menerapkan strategi “buy, build, partner” yang memberikan opsi pengembangan usaha melalui kemitraan strategis dengan pihak ketiga, selain opsi pengembangan secara mandiri dan opsi pengembangan usaha yang bersifat anorganik," kata Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya Novyan Bakrie, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Dikatakan, salah satu bukti fokus pada bisnis masa depan berkelanjutan adalah menekuni pengembangan industri kendaraan listrik (EV) khususnya bus listrik dan proyek-proyek energi baru terbarukan/EBT, serta penjajakan beberapa bisnis berbasis teknologi yang dilakukan antara lain bersama-sama dengan perusahaan modal ventura dan private equity, Quantum Venture Fund.
Perseroan sejak 2018 telah menjalin kerja sama dengan perusahaan otomotif China, BYD Auto, untuk mengembangkan industri bus listrik di Indonesia. Perusahaan secara bersama-sama telah menyepakati empat tahap pengembangan serta produksi bus listrik ke depan.
Tahap pertama, importasi dan unjuk produk. Tahap kedua, penetrasi pasar. Tahap ketiga, melakukan initial commercialization dan manufaktur. Dan Tahap keempat, komersialisasi penuh.
Bus listrik Bakrie Autoparts-BYD adalah bus listrik pertama di Indonesia yang telah lulus seluruh ketentuan proses homologasi dan pemenuhan seluruh ketentuan legalitas dan teknis untuk diujicoba secara komersil oleh Transjakarta. Bus ini juga merupakan bus listrik pertama yang telah diujicoba secara komersial di jalur Transjakarta.
“Daerah-daerah lain diharapkan akan mengikuti segera,” kata CEO PT Bakrie Autoparts Dino Ryandi, yang juga hadir dalam konferensi pers tersebut.
Sebagai pemesanan pertama, Bakrie Autoparts akan memasok 30 unit bus listrik, 20 unit di antaranya telah siap digunakan oleh Transjakarta di Juni 2021. “Spesifikasi dan kapasitas bus yang digunakan ini sama dengan bus saat ujicoba, dengan lantai rendah (lowdeck), dan direncanakan untuk penggunaan di rute-rute eksisting Transjakarta,” jelas Dino lagi.
Ke depan, Perseroan siap menyediakan 70 unit lainnya untuk memenuhi target Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 100 unit bus listrik di 2021. Unit yang akan diproduksi ini nantinya berupa Completely Knocked Down (CKD) yang akan dirakit oleh perusahaan perakitan (karoseri) lokal. Saat ini, Bakrie Autoparts telah menyelesaikan pengerjaan satu unit bus listrik di perusahaan karoseri tersebut dan siap menerima pesanan dari Transjakarta.
“Kita juga sudah bekerjasama dengan produsen dan penyedia charger lokal, ini dilakukan demi mengedepankan peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Produsen charging station ini juga sudah siap untuk produksi massal dan sudah memenuhi aturan perlistrikan yang berlaku,” kata Dino.
Akhir tahun ini Perseroan berencana untuk melakukan ground breaking fasilitas kendaraan listrik di atas lahan seluas 5 hektar di Bakauheni, Lampung. Fasilitas assembly line ini konstruksinya direncanakan akan berlangsung selama 6 bulan dengan nilai investasi sekitar 50 juta dolar AS.
Besaran nilai modal kerja yang disiapkan untuk pengembangan proyek bus listrik ini sekitar 30 juta dolar AS.
Baca juga: Konsorsium Bakrie bangun industri metanol senilai 2 miliar dolar AS
Baca juga: Tiga fakta BNBR tidak jadi pemenang lelang pipa gas Cirebon-Semarang
Baca juga: Bakrie Brothers dukung Menhub gunakan mobil listrik
Komitmen perseroan tersebut juga selaras dengan target-target yang telah dicanangkan di dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).
"Demi mengakselerasi pertumbuhan, perusahaan menerapkan strategi “buy, build, partner” yang memberikan opsi pengembangan usaha melalui kemitraan strategis dengan pihak ketiga, selain opsi pengembangan secara mandiri dan opsi pengembangan usaha yang bersifat anorganik," kata Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya Novyan Bakrie, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Dikatakan, salah satu bukti fokus pada bisnis masa depan berkelanjutan adalah menekuni pengembangan industri kendaraan listrik (EV) khususnya bus listrik dan proyek-proyek energi baru terbarukan/EBT, serta penjajakan beberapa bisnis berbasis teknologi yang dilakukan antara lain bersama-sama dengan perusahaan modal ventura dan private equity, Quantum Venture Fund.
Perseroan sejak 2018 telah menjalin kerja sama dengan perusahaan otomotif China, BYD Auto, untuk mengembangkan industri bus listrik di Indonesia. Perusahaan secara bersama-sama telah menyepakati empat tahap pengembangan serta produksi bus listrik ke depan.
Tahap pertama, importasi dan unjuk produk. Tahap kedua, penetrasi pasar. Tahap ketiga, melakukan initial commercialization dan manufaktur. Dan Tahap keempat, komersialisasi penuh.
Bus listrik Bakrie Autoparts-BYD adalah bus listrik pertama di Indonesia yang telah lulus seluruh ketentuan proses homologasi dan pemenuhan seluruh ketentuan legalitas dan teknis untuk diujicoba secara komersil oleh Transjakarta. Bus ini juga merupakan bus listrik pertama yang telah diujicoba secara komersial di jalur Transjakarta.
“Daerah-daerah lain diharapkan akan mengikuti segera,” kata CEO PT Bakrie Autoparts Dino Ryandi, yang juga hadir dalam konferensi pers tersebut.
Sebagai pemesanan pertama, Bakrie Autoparts akan memasok 30 unit bus listrik, 20 unit di antaranya telah siap digunakan oleh Transjakarta di Juni 2021. “Spesifikasi dan kapasitas bus yang digunakan ini sama dengan bus saat ujicoba, dengan lantai rendah (lowdeck), dan direncanakan untuk penggunaan di rute-rute eksisting Transjakarta,” jelas Dino lagi.
Ke depan, Perseroan siap menyediakan 70 unit lainnya untuk memenuhi target Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 100 unit bus listrik di 2021. Unit yang akan diproduksi ini nantinya berupa Completely Knocked Down (CKD) yang akan dirakit oleh perusahaan perakitan (karoseri) lokal. Saat ini, Bakrie Autoparts telah menyelesaikan pengerjaan satu unit bus listrik di perusahaan karoseri tersebut dan siap menerima pesanan dari Transjakarta.
“Kita juga sudah bekerjasama dengan produsen dan penyedia charger lokal, ini dilakukan demi mengedepankan peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Produsen charging station ini juga sudah siap untuk produksi massal dan sudah memenuhi aturan perlistrikan yang berlaku,” kata Dino.
Akhir tahun ini Perseroan berencana untuk melakukan ground breaking fasilitas kendaraan listrik di atas lahan seluas 5 hektar di Bakauheni, Lampung. Fasilitas assembly line ini konstruksinya direncanakan akan berlangsung selama 6 bulan dengan nilai investasi sekitar 50 juta dolar AS.
Besaran nilai modal kerja yang disiapkan untuk pengembangan proyek bus listrik ini sekitar 30 juta dolar AS.
Baca juga: Konsorsium Bakrie bangun industri metanol senilai 2 miliar dolar AS
Baca juga: Tiga fakta BNBR tidak jadi pemenang lelang pipa gas Cirebon-Semarang
Baca juga: Bakrie Brothers dukung Menhub gunakan mobil listrik
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: