Rupiah akhir pekan menguat dibayangi eskalasi kasus baru COVID-19
25 Juni 2021 16:48 WIB
Petugas menata tumpukan uang kertas saat melakukan persiapan pengisian ATM di cash center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Jakarta, Kamis (20/12/2018). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan menguat meski dibayangi eskalasi kasus baru COVID-19.
Rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.425 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.440 per dolar AS.
"Kurs Rupiah menguat tipis ya kelihatannya. Sentimen masih relatif menunggu perkembangan isu terkait kebijakan moneter AS terutama setelah rapat The Fed pekan lalu yang dinilai cukup optimis di pasar," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Sementara itu, kenaikan kasus COVID-19 yang masih belum tampak akan mereda, menjadi penahan pergerakan positif rupiah hari ini.
Kasus harian COVID-19 kembali mencetak rekor baru pada Kamis (24/6) kemarin yaitu 20.574 kasus, sehingga total orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 saat ini mencapai 2.053.995 kasus.
"Kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia yang tembus rekor baru juga menjadi penyebab rupiah gagal menguat lebih jauh. Karena jika pemerintah turun tangan, itu pun masih akan baru berdampak pada penurunan kasus COVID-19 pada beberapa pekan ke depan," ujar Nikolas.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.420 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.420 per dolar AS hingga Rp14.443 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi Rp14.447 dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.462 per dolar AS.
Rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.425 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.440 per dolar AS.
"Kurs Rupiah menguat tipis ya kelihatannya. Sentimen masih relatif menunggu perkembangan isu terkait kebijakan moneter AS terutama setelah rapat The Fed pekan lalu yang dinilai cukup optimis di pasar," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Sementara itu, kenaikan kasus COVID-19 yang masih belum tampak akan mereda, menjadi penahan pergerakan positif rupiah hari ini.
Kasus harian COVID-19 kembali mencetak rekor baru pada Kamis (24/6) kemarin yaitu 20.574 kasus, sehingga total orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 saat ini mencapai 2.053.995 kasus.
"Kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia yang tembus rekor baru juga menjadi penyebab rupiah gagal menguat lebih jauh. Karena jika pemerintah turun tangan, itu pun masih akan baru berdampak pada penurunan kasus COVID-19 pada beberapa pekan ke depan," ujar Nikolas.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.420 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.420 per dolar AS hingga Rp14.443 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi Rp14.447 dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.462 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: