Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengubah instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit Jakarta menjadi ruang isolasi COVID-19 demi menambah kapasitas tempat tidur.
"Kita akan mengubah semua kamar IGD menjadi kamar isolasi sehingga dengan demikian perawatan yang normal (bagi pasien COVID-19) bisa dilakukan di sana untuk menampung pasien-pasien yang sudah masuk rumah sakit," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Menurut Budi, untuk layanan IGD di rumah sakit akan dilakukan di tenda yang didirikan di luar rumah sakit.
Baca juga: Tiga ribu kamar di asrama haji siap digunakan untuk ruang isolasi
"Kita memutuskan membangun tenda di luar RS supaya yang ingin dicek masuknya di sana, tidak masuk ke IGD karena IGD ini akan dipakai untuk tambahan tempat tidur, BNPB membantu untuk menambah tenda-tenda sehingga bisa menggunakan IGD sebagai tempat isolasi," tambah Budi.
Selain mengubah fungsi IGD di rumah sakit, pemerintah juga memutuskan untuk mengonversi tiga rumah sakit besar pemerintah yaitu Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso dan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan untuk menjadi rumah sakit yang 100 persen menangani COVID-19.
"Jadi ada ratusan tempat tidur lengkap dengan peralatan, lengkap dengan dokter-dokter berpengalaman, lengkap dengan perawat yang berpengalaman untuk bisa menangani pasien di DKI Jakarta dan diharapkan minggu ini konversi tersebut bisa selesai sehingga bisa menambah kapasitas untuk menangani rakyat Jakarta," ungkap Budi.
Strategi ketiga adalah menambah tempat isolasi di Rusun Nagrak dan Pasar Rumput.
"Wisma Atlet yang tadinya kapasitas 5.994 sudah kita naikkan sampai level 7.000 tapi karena kasus semakin naik, juga makin penuh jadi kita sudah menambah 2 tempat isolasi baru yaitu di pasar rumput dan di Nagrak," tambah Budi.
Penambahan dua lokasi isolasi tersebut akan menambah sekitar 7.000 tempat tidur baru untuk penanganan COVID-19.
Baca juga: Ruang isolasi COVID-19 di Graha Ragunan terisi 23 kamar
"Di Nagrak ada 4 tower kita bisa isi sekitar 4.000 (tempat tidur) tapi kita akan mulai 2.000 dulu sedangkan di Pasar Rumput kita tambah kapasitas isolasi sekitar 3.000 jadi ada 7.000 tempat tidur tambahan atau 2 kali lipat dari yang di Wisma Atlet," ungkap Budi.
Budi mengungkapkan pemerintah berencana untuk memindahkan Orang Tanpa Gejala (OTG) dan pasien bergejala ringan ke rusun Nagrak dan Pasar Rumput.
"Sehingga Wisma Atlet yang fasilitasnya lebih lama bisa kita 'upgrade' untuk pasien yang kondisi menengah, sedangkan yang berat tetap ke rumah sakit," tambah Budi.
Pada Kamis, 24 Juni 2021 jumlah penambahan kasus positif COVID-19 mencatatkan rekor yaitu 20.574 orang sehingga total terkonfirmasi positif mencapai 2.053.995 orang.
Selanjutnya ada penambahan 355 kasus kematian akibat COVID-19 sehingga total pasien Covid-19 meninggal dunia menjadi 55.949 orang. Sedangkan pasien yang sembuh bertambah 9.201 sehingga totalnya mencapai 1.826.504 orang.
Adapun di Jakarta tercatat 7.505 kasus baru sehingga totalnya 494.462 kasus dengan penambahan jumlah kematian 50 kematian sehingga jumlahnya 7.998 kematian dan penambahan pasien yang sembuh ada 2.438 sehingga totalnya 445.450 pasien.
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3m
#vaksinmelindungikitasemua
Baca juga: Menkes pastikan anggaran COVID tersedia, ada Rp131 triliun
Baca juga: Panglima-Kapolri dan Menkes tinjau sarana isolasi di Cengkareng
Pemerintah ubah IGD rumah sakit Jakarta jadi ruang isolasi COVID-19
25 Juni 2021 13:54 WIB
Tangkapan Layar - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (ANTARA/Indra Arief)
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: