Jakarta (ANTARA News) - Pemain spesialis ganda campuran Tontowi Ahmad mengaku siap memikul tanggung jawab untuk tampil sebaik-baiknya pada Asian Games di Guangzhou, China, 13-21 November 2010.

"Namanya juga diberi tanggung jawab, saya siapa saja," ujar Tontowi di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Kamis, saat dimintai komentar atas penunjukkan dirinya menggantikan Nova Widianto untuk berpasangan dengan Liliyana Natsir.

Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan peringkat satu dunia Nova Widianto/Liliyana Natsir semula disiapkan sebagai salah satu andalan penyumbang medali emas bagi kontingen Indonesia di Asian Games.

Namun pada Selasa (28/9) pelatih ganda campuran Richard Mainaky memutuskan mengganti nama Nova Widianto dengan Tontowi Ahmad yang lebih muda dengan harapan dapat mengimbangi pasangan-pasangan China yang akan menjadi saingan utama di Guangzhou.

Meski memikul tanggung jawab berat, Tontowi yang dalam dua penampilannya dengan Liliyana di Macau dan Taiwan Grand Prix Gold berhasil meraih satu gelar dan mencapai final, mengaku tidak terbebani.

"Karena tidak ditargetkan apa-apa ya tidak ada beban," kata Tontowi yang akan berpasangan dengan Liliyana pada Indonesia Terbuka Grand Prix Gold di Samarinda, 12-17 Oktober.

"Target di Samarinda, juara," kata pemain yang antara lain pernah berpasangan dengan Shendy Puspa Irawati, Richi Puspita Dili, dan Greysia Polii sebelum akhirnya berduet dengan Liliyana.

Setelah bermain dalam dua turnamen, Tontowi/Liliyana saaat menempati peringkat 76 dunia.

Punya ketahanan

Sementara itu Richard yang ditemui terpisah mengatakan, keputusan memilih Tontowi adalah setidaknya pemain berusia 23 tahun itu mempunyai ketahanan fisik yang lebih baik dalam menghadapi pemain China.

"Tontowi mungkin belum sekuat pemain China, tetapi dia punya ketahanan menghadapi mereka," kata Richard yang menyebutkan bahwa pemain China memilih bermain mengadu kekuatan dibanding adu teknik saat mengadapi Nova/Liliyana.

Menurutnya, pemain China menyadari bahwa Nova mempunyai teknik bermain yang sangat baik namun kekuatan fisiknya sudah menurut karena faktor usia. Tahun ini, duakali juara dunia itu genap berusia 33 tahun.

Pendapat yang sama disampaikan Liliyana, pasangan Nova selama lebih dari lima tahun terakhir, bahwa power Nova sudah menurun dan tidak bisa dipaksa lagi.

"Tetapi secara teknik dia tidak tertandingi, maka dari itu pemain China memaksa bermain adu fisik," katanya.

Soal pasangan barunya Tontowi, Liliyana berharap bisa lebih terbuka dalam berkomunikasi. "Dia harus berani berkomunikasi dengan saya saat bertanding, berani menegur," katanya.

Meski tidak lagi bermain dengan Nova, yang menghasilkan dua gelar juara dunia dan medali perak Olimpiade di antara sejumlah mahkota yang mereka peroleh, Liliyana tetap bertekad menyumbang medali bagi Indonesia.

"Saya ingin menyumbang medali. Ini pertamakalinya kita memberi kejutan bagi China," katanya mengenai duetnya bersama Tontowi yang belum pernah bertemu pemain China.(*)
(T.F005/R009)