Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Dr Moch Amron mengatakan, banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta disebabkan oleh buruknya sistem drainase dan tingginya intensitas curah hujan.

"Kalau terjadi banjir di Jakarta, umumnya akibat drainase," kata Amron di Kementerian PU, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kapasitas drainase yang terdapat di daerah ibu kota kurang dapat menampung intensitas curah hujan yang tinggi yang turun biasanya dalam durasi atau jangka waktu yang pendek.

Karenanya, ujar Amron, ada juga pakar yang menyebutkan bahwa sebenarnya yang terjadi di Jakarta bukanlah banjir, tetapi genangan air yang tinggi.

Ia memaparkan, menurunnya kemampuan drainase bisa disebabkan terjadinya tingkat sedimentasi yang tinggi atau memang karena kapasitas drainase yang tidak mencukupi.

Amron juga menuturkan, pihak Kementerian PU juga telah memantau berbagai situ yang dinilai kritis di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).

Ia mencontohkan, luapan yang terjadi Situ Sasak, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu, karena tingkat sedimentasi yang tinggi dan juga berkurangnya luasan situ tersebut.

"Situ Sasak dari awalnya sekitar 30 hektare kini luasannya sekitar 20-25 hektare," paparnya.

Belum lagi, ujar dia, terdapat sejumlah kegiatan yang memengaruhi luasan situ seperti beberapa keramba yang terdapat di sejumlah titik di sekitar situ.

Amron juga mengutarakan harapannya agar berbagai situ di kawasan Jabodetabek memiliki kejelasan tentang siapa pihak yang paling bertanggung jawab, misalnya, dalam hal pendanaan.

Untuk itu, pihak Kementerian PU juga telah merancang MoU atau nota kesepahaman dengan sejumlah pihak pemerintah daerah di sekitar situ untuk mendapatkan kejelasan mengenai hal tersebut.

Sebelumnya, Ketua Walhi DKI Jakarta Ubaidillah mengutarakan harapannya agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serius dalam menangani banjir agar dana yang telah digelontarkan tidak terbuang sia-sia.
(M040/B010)