Kemenkes: Euforia vaksin ikut memicu lonjalan kasus
23 Juni 2021 16:09 WIB
Tangkapan layar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu dalam acara webinar "Cegah Penularan Secara Tepat, PPKM Mikro Diperketat" yang diselenggarakan Forum Merdeka Barat 9 secara virtual di Jakarta, Rabu (23/6/2021). (ANTARA/Andi Firdaus).
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengemukakan euforia vaksinasi COVID-19 turut memicu lonjakan kasus penderita akibat SARS-CoV-2 itu di Indonesia.
"Ini euforia. Mungkin sudah divaksin dua dosis, yang menganggap, wah saya sudah divaksin (kebal), padahal potensi untuk tetap kena dan menularkan itu tetap ada," katanya, dalam acara webinar "Cegah Penularan Secara Tepat, PPKM Mikro Diperketat" yang diselenggarakan Forum Merdeka Barat 9 secara virtual dan dipantau di Jakarta, Rabu.
Maxi mengatakan penyebab lain dari lonjakan kasus yang terjadi saat ini di Indonesia juga dipicu kemunculan varian baru SARS-CoV-2 jenis Delta yang diyakini menular secara cepat.
Maxi mengatakan sejumlah daerah yang mengalami lonjakan kasus tinggi COVID-19 juga dilaporkan lengah terhadap protokol kesehatan yang sudah dianjurkan oleh pemerintah dan pakar.
Baca juga: Kemenkes: Varian Delta cenderung infeksi pasien usia 18 ke bawah
"Daerah tertentu agak sulit, sebab ada yang menganggap COVID-19 sudah tidak ada lagi," katanya.
Baca juga: Satgas: Kasus penularan COVID-19 capai rekor tertinggi selama pandemi
Untuk itu Maxi mengajak peran serta seluruh komponen masyarakat, khususnya tokoh agama, untuk terus mengedukasi masyarakat terhadap pentingnya protokol kesehatan.
Baca juga: Satgas minta enam provinsi segera optimalkan PPKM Mikro
"Edukasi penting melibatkan komponen masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama. Timbulkan kembali kesadaran masyarakat dan bersabar ikuti protokol kesehatan agar terhindar dari pandemi," katanya.
"Ini euforia. Mungkin sudah divaksin dua dosis, yang menganggap, wah saya sudah divaksin (kebal), padahal potensi untuk tetap kena dan menularkan itu tetap ada," katanya, dalam acara webinar "Cegah Penularan Secara Tepat, PPKM Mikro Diperketat" yang diselenggarakan Forum Merdeka Barat 9 secara virtual dan dipantau di Jakarta, Rabu.
Maxi mengatakan penyebab lain dari lonjakan kasus yang terjadi saat ini di Indonesia juga dipicu kemunculan varian baru SARS-CoV-2 jenis Delta yang diyakini menular secara cepat.
Maxi mengatakan sejumlah daerah yang mengalami lonjakan kasus tinggi COVID-19 juga dilaporkan lengah terhadap protokol kesehatan yang sudah dianjurkan oleh pemerintah dan pakar.
Baca juga: Kemenkes: Varian Delta cenderung infeksi pasien usia 18 ke bawah
"Daerah tertentu agak sulit, sebab ada yang menganggap COVID-19 sudah tidak ada lagi," katanya.
Baca juga: Satgas: Kasus penularan COVID-19 capai rekor tertinggi selama pandemi
Untuk itu Maxi mengajak peran serta seluruh komponen masyarakat, khususnya tokoh agama, untuk terus mengedukasi masyarakat terhadap pentingnya protokol kesehatan.
Baca juga: Satgas minta enam provinsi segera optimalkan PPKM Mikro
"Edukasi penting melibatkan komponen masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama. Timbulkan kembali kesadaran masyarakat dan bersabar ikuti protokol kesehatan agar terhindar dari pandemi," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: