Rupiah terkoreksi seiring peningkatan kasus positif COVID-19
23 Juni 2021 09:52 WIB
Lembaran mata uang rupiah dan dollar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7). Mata uang rupiah di pasar spot exchange berada di level Rp14.375 per dolar AS atau terdepresiasi 50 poin atau 0,35 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya yang berada pada nilai Rp14.325. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi terkoreksi seiring peningkatan kasus positif COVID-19 di Tanah Air.
Pada pukul 9.44 WIB, rupiah melemah 32 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp14.435 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.403 per dolar AS.
"Rupiah mungkin bisa balik tertekan hari ini setelah kemarin berhasil menguat," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Rupiah ditutup menguat, namun rawan terkoreksi lagi
Ariston menyampaikan pergerakan nilai tukar regional pagi ini masih menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS.
Gubernur The Fed Jerome Powell memberikan penegasan bahwa bank sentral AS tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga hanya karena inflasi AS yang tinggi saat ini.
"Namun di sisi lain, Powell menunjukkan kuatnya pemulihan ekonomi di AS dan ini mungkin yang menyebabkan dolar AS menguat pagi ini," ujar Ariston.
Dari domestik, eskalasi kasus positif COVID-19 di Indonesia masih berlanjut. Sebanyak 13.668 kasus baru terjadi pada Selasa (22/6) kemarin sehingga kasus aktif kembali meningkat menjadi 152.686 kasus, tertinggi ke-3 di Asia.
"Dari dalam negeri, tren naik kasus COVID-19 masih menjadi penekan nilai tukar rupiah," kata Ariston.
Baca juga: Dolar melemah ketika Powell tidak naikkan suku bunga terlalu cepat
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp14.450 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.440 per dolar AS.
Pada Selasa (22/6) lalu, rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.403 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.428 per dolar AS.
Pada pukul 9.44 WIB, rupiah melemah 32 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp14.435 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.403 per dolar AS.
"Rupiah mungkin bisa balik tertekan hari ini setelah kemarin berhasil menguat," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Rupiah ditutup menguat, namun rawan terkoreksi lagi
Ariston menyampaikan pergerakan nilai tukar regional pagi ini masih menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS.
Gubernur The Fed Jerome Powell memberikan penegasan bahwa bank sentral AS tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga hanya karena inflasi AS yang tinggi saat ini.
"Namun di sisi lain, Powell menunjukkan kuatnya pemulihan ekonomi di AS dan ini mungkin yang menyebabkan dolar AS menguat pagi ini," ujar Ariston.
Dari domestik, eskalasi kasus positif COVID-19 di Indonesia masih berlanjut. Sebanyak 13.668 kasus baru terjadi pada Selasa (22/6) kemarin sehingga kasus aktif kembali meningkat menjadi 152.686 kasus, tertinggi ke-3 di Asia.
"Dari dalam negeri, tren naik kasus COVID-19 masih menjadi penekan nilai tukar rupiah," kata Ariston.
Baca juga: Dolar melemah ketika Powell tidak naikkan suku bunga terlalu cepat
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp14.450 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.440 per dolar AS.
Pada Selasa (22/6) lalu, rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.403 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.428 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021
Tags: