Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan penanganan insiden di Tarakan Kalimantan Timur akan dilakukan secara terpadu dengan melibatkan semua pihak agar dapat diselesaikan secara tuntas dan tidak meluas.

Dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Rabu, Kepala Negara mengatakan sudah menerima laporan dari Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengenai upaya aparat keamanan dalam menangani insiden tersebut.

"Perkembangan di Kalimantan Timur, saya prihatin dengan terjadinya kekerasan antar komunitas, saya sudah menerima laporan dari Kapolri dan sudah berkomunikasi dengan Panglima TNI dan Gubernur Kaltim," kata Presiden.

Kepala Negara mengingatkan agar penanganan insiden tersebut sungguh-sungguh sehingga tidak terulang bentrokan antar komunitas masyarakat seperti yang terjadi di Sampit Kalimantan Tengah sepuluh tahun yang lalu.

"Saya berharap itu tidak terjadi lagi, dengan syarat langkah yang dilakukan harus terpadu, pejabat turun ke lapangan untuk langkah nyata," tegasnya.

Selain upaya-upaya yang dilakukan oleh pejabat pemerintah pusat, pemerintah setempat, TNI dan Polri untuk meredam dan menyelesaikan pertikaian, Presiden juga meminta agar komunitas masyarakat yang terlibat pertikaian bisa menahan diri karena pemerintah akan menegakkan hukum dan memberikan sanksi hukum bagi pihak yang melanggarnya.

Presiden juga meminta kepada media massa untuk membantu menyelesaikan pertikaian tersebut dengan memberikan pemberitaan yang berimbang dan tidak menyulut pertikaian lebih luas.

"Pada pers, agar konstruktif, saat meliput. Berita tetap menjaga kaidah, jangan sampai menyulut situasi atau memanaskan suasana sehingga timbulkan kekerasan yang lebih besar. Jaga liputan sehingga semua bisa berperan," tegas Kepala Negara.

Sebelumnya, Mendagri Gamawan Fauzi menghadap Presiden dan memberikan laporan mengenai perkembangan penanganan insiden di Tarakan hingga Rabu pagi ini.
(ANT/A024)