Kunjungi Maluku Utara, Luhut pastikan pembangunan infrastruktur Sofifi
22 Juni 2021 20:32 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat memimpin rakor pembangunan Sofifi di Sofifi, Maluku Utara, Selasa (22/6/2021). ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi/aa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi Sofifi, Maluku Utara, Selasa (22/6) guna memastikan pengembangan dan pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut.
"Hari ini kita akan membahas tentang pengembangan Kota Baru Sofifi sebagai major project amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, juga pembangunan infrastruktur di daerah sekitarnya," kata Luhut saat memimpin rapat koordinasi di Sofifi, Rabu.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, dalam kunjungan kali ini Luhut didampingi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan A. Djalil, dan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, serta pemimpin daerah dari berbagai instansi di Maluku Utara.
Baca juga: Pembangunan kawasan khusus Sofifi ditaksir Rp5 triliun
Sofifi sendiri ditetapkan sebagai ibu kota sejak tahun 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Sayangnya, Sofifi menghadapi permasalahan sebagai ibu kota provinsi karena tidak adanya kepastian administrasi pemerintahan dan tidak lengkapnya sarana dan prasarana.
Oleh karena itu, kunjungan Luhut beserta rombongan dilakukan untuk melihat kondisi infrastruktur Sofifi yang kendati telah ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Maluku Utara sejak tahun 1999, tetapi masih mengalami berbagai kendala.
Pengembangan Kota Baru Sofifi dimuat dalam major project Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.
Baca juga: Gubernur temui Sultan Tidore bahas kawasan khusus Sofifi
Melalui amanat tersebut, Sofifi ditargetkan mampu berperan sebagai pusat kegiatan skala provinsi, baik untuk kawasan perkantoran, kawasan komersil skala kota, dan kota jasa.
Selain itu, ibu kota Sofifi juga diharapkan dapat menjadi simpul transportasi regional dengan moda dan jaringan infrastruktur pintar yang terpadu, termasuk sebagai pintu masuk utama transportasi laut di Maluku Utara.
Untuk bisa mewujudkan pengembangan Sofifi sebagaimana RPJMN, dalam rakor tersebut, Luhut memutuskan selama setahun ini akan dibangun infrastruktur pendukung di Sofifi, baik kantor, rumah, sekolah, dan fasilitas lainnya.
"Apabila sudah berjalan dengan baik, setelah itu baru kita tentukan wilayah ini akan memiliki istilah otonomi khusus atau ibu kota saja," kata Luhut.
Selepas rakor, Luhut beserta rombongan meninjau pembangunan infrastruktur penunjang ibu kota Sofifi, seperti rusunawa dan rumah bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dalam upaya memantau perkembangan pembangunan infrastruktur di Maluku Utara, selain berkunjung ke Sofifi, Luhut juga akan mendatangi PT Indonesia Weda Bay Industrial Park dan Halmahera Persada Lygen, Pulau Obi.
"Hari ini kita akan membahas tentang pengembangan Kota Baru Sofifi sebagai major project amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, juga pembangunan infrastruktur di daerah sekitarnya," kata Luhut saat memimpin rapat koordinasi di Sofifi, Rabu.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, dalam kunjungan kali ini Luhut didampingi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan A. Djalil, dan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, serta pemimpin daerah dari berbagai instansi di Maluku Utara.
Baca juga: Pembangunan kawasan khusus Sofifi ditaksir Rp5 triliun
Sofifi sendiri ditetapkan sebagai ibu kota sejak tahun 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Sayangnya, Sofifi menghadapi permasalahan sebagai ibu kota provinsi karena tidak adanya kepastian administrasi pemerintahan dan tidak lengkapnya sarana dan prasarana.
Oleh karena itu, kunjungan Luhut beserta rombongan dilakukan untuk melihat kondisi infrastruktur Sofifi yang kendati telah ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Maluku Utara sejak tahun 1999, tetapi masih mengalami berbagai kendala.
Pengembangan Kota Baru Sofifi dimuat dalam major project Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.
Baca juga: Gubernur temui Sultan Tidore bahas kawasan khusus Sofifi
Melalui amanat tersebut, Sofifi ditargetkan mampu berperan sebagai pusat kegiatan skala provinsi, baik untuk kawasan perkantoran, kawasan komersil skala kota, dan kota jasa.
Selain itu, ibu kota Sofifi juga diharapkan dapat menjadi simpul transportasi regional dengan moda dan jaringan infrastruktur pintar yang terpadu, termasuk sebagai pintu masuk utama transportasi laut di Maluku Utara.
Untuk bisa mewujudkan pengembangan Sofifi sebagaimana RPJMN, dalam rakor tersebut, Luhut memutuskan selama setahun ini akan dibangun infrastruktur pendukung di Sofifi, baik kantor, rumah, sekolah, dan fasilitas lainnya.
"Apabila sudah berjalan dengan baik, setelah itu baru kita tentukan wilayah ini akan memiliki istilah otonomi khusus atau ibu kota saja," kata Luhut.
Selepas rakor, Luhut beserta rombongan meninjau pembangunan infrastruktur penunjang ibu kota Sofifi, seperti rusunawa dan rumah bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dalam upaya memantau perkembangan pembangunan infrastruktur di Maluku Utara, selain berkunjung ke Sofifi, Luhut juga akan mendatangi PT Indonesia Weda Bay Industrial Park dan Halmahera Persada Lygen, Pulau Obi.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: