Atap Jakarta International Stadium mampu serap energi surya
22 Juni 2021 19:40 WIB
Foto aerial pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang memasuki tahap pemasangan rangka atap di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (16/6/2021). Pemasangan rangka atap JIS yang memiliki berat 3.900 ton dengan bentang 269 meter tersebut menggunakan sistem 'heavy lifting' yaitu proses perakitan struktur utama dan struktur ruang dilakukan di lantai dasar untuk kemudian dilakukan pengangkatan secara bersamaan dengan sekali angkat. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Jakarta (ANTARA) - Manajer Konstruksi Jakarta International Stadium (JIS) M Rizki Fauzi mengatakan atap stadion bertaraf internasional yang dapat dibuka tutup didesain mampu menyerap energi surya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat bercerita mengenai teknologi energi terbarukan yang terdapat di JIS tersebut, dan juga mengenai zero run off, sebuah teknologi pengolahan air yang dinilai bermanfaat bagi kelangsungan lingkungan di Ibu Kota.
Baca juga: Realisasi pembangunan JIS meningkat menjadi 60,28 persen
Menurut Rizki, saat ditemui ANTARA, Selasa (22/6), teknologi tersebut memang diterapkan dalam proyek JIS.
"Zero run off dan juga panel surya tadi, memang kami di proyek JIS menerapkan inovasi tersebut," ujar Rizki.
Ia mengatakan proyek JIS sendiri merupakan pembangunan stadion yang menyasar kategori green building tertinggi yakni level platinum. Dimana untuk mendapatkannya, salah satu penilaian yang harus dipenuhi adalah hemat air.
"(Kategori) ini sangat dinilai di green building, salah satunya zero run off," ujar Rizki.
Baca juga: JIS gelar pelatihan kemas lilin aroma terapi untuk ibu-ibu PKK
Melalui teknologi zero run off, air yang masuk ke JIS, mulai dari air hujan ataupun air limbah, akan diserap dan diolah agar dapat dimanfaatkan kembali.
Bisa untuk flushing toilet, bisa untuk penyiraman tanaman sekitar, ataupun untuk menyiram rumput lapangan sepakbola.
"Jadi benar-benar nanti air yang masuk ke JIS tidak langsung dibuang keluar, tapi sebisa mungkin ditampung," ujar Rizki.
Terkait panel surya, kata Rizki, itu juga salah satu upaya memenuhi penilaian green building dalam bidang konservasi energi.
Rencananya, panel surya itu akan dipasang pada atap buka-tutup JIS sebanyak 20 frame untuk kedua sisi atap, utara dan selatan.
Baca juga: Atap seberat 3.900 ton telah terpasang di JIS
"Nanti dipasang di (penutup atap) sana, kurang lebih 20 frame," kata Rizki.
Panel surya tersebut diharapkan bisa menyerap listrik dari energi surya kurang hingga maksimal 5 persen dari penggunaan listrik total di JIS sendiri. Rizki mengatakan pengoperasian bangunan stadion utama diperkirakan akan memakai daya listrik kurang lebih sebesar 7 megavolt ampere (mVA).
"Sesuai dengan desain kami, cukup masif ya penggunaan listriknya, 7 mVA. InsyaAllah dapat mendukung operasi stadionnya sendiri," kata Rizki.
Panel surya tersebut rencananya tidak hanya dipasang di atap stadion, tapi juga di penerangan jalan umum (PJU) di area JIS. Sehingga dengan panel tersebut, PJU bisa hidup dengan energi sendiri.
"Begitu juga untuk di PJU-PJU JIS nantinya. Itu juga kami pakai solar panel untuk tenaga pendukung (backup power) maupun energi pendukungnya (support power)-nya," ujar Rizki.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat bercerita mengenai teknologi energi terbarukan yang terdapat di JIS tersebut, dan juga mengenai zero run off, sebuah teknologi pengolahan air yang dinilai bermanfaat bagi kelangsungan lingkungan di Ibu Kota.
Baca juga: Realisasi pembangunan JIS meningkat menjadi 60,28 persen
Menurut Rizki, saat ditemui ANTARA, Selasa (22/6), teknologi tersebut memang diterapkan dalam proyek JIS.
"Zero run off dan juga panel surya tadi, memang kami di proyek JIS menerapkan inovasi tersebut," ujar Rizki.
Ia mengatakan proyek JIS sendiri merupakan pembangunan stadion yang menyasar kategori green building tertinggi yakni level platinum. Dimana untuk mendapatkannya, salah satu penilaian yang harus dipenuhi adalah hemat air.
"(Kategori) ini sangat dinilai di green building, salah satunya zero run off," ujar Rizki.
Baca juga: JIS gelar pelatihan kemas lilin aroma terapi untuk ibu-ibu PKK
Melalui teknologi zero run off, air yang masuk ke JIS, mulai dari air hujan ataupun air limbah, akan diserap dan diolah agar dapat dimanfaatkan kembali.
Bisa untuk flushing toilet, bisa untuk penyiraman tanaman sekitar, ataupun untuk menyiram rumput lapangan sepakbola.
"Jadi benar-benar nanti air yang masuk ke JIS tidak langsung dibuang keluar, tapi sebisa mungkin ditampung," ujar Rizki.
Terkait panel surya, kata Rizki, itu juga salah satu upaya memenuhi penilaian green building dalam bidang konservasi energi.
Rencananya, panel surya itu akan dipasang pada atap buka-tutup JIS sebanyak 20 frame untuk kedua sisi atap, utara dan selatan.
Baca juga: Atap seberat 3.900 ton telah terpasang di JIS
"Nanti dipasang di (penutup atap) sana, kurang lebih 20 frame," kata Rizki.
Panel surya tersebut diharapkan bisa menyerap listrik dari energi surya kurang hingga maksimal 5 persen dari penggunaan listrik total di JIS sendiri. Rizki mengatakan pengoperasian bangunan stadion utama diperkirakan akan memakai daya listrik kurang lebih sebesar 7 megavolt ampere (mVA).
"Sesuai dengan desain kami, cukup masif ya penggunaan listriknya, 7 mVA. InsyaAllah dapat mendukung operasi stadionnya sendiri," kata Rizki.
Panel surya tersebut rencananya tidak hanya dipasang di atap stadion, tapi juga di penerangan jalan umum (PJU) di area JIS. Sehingga dengan panel tersebut, PJU bisa hidup dengan energi sendiri.
"Begitu juga untuk di PJU-PJU JIS nantinya. Itu juga kami pakai solar panel untuk tenaga pendukung (backup power) maupun energi pendukungnya (support power)-nya," ujar Rizki.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021
Tags: