Usai gempa magnitudo 6,1, sumur di Saunulu-Maluku Tengah mengering
22 Juni 2021 18:29 WIB
Konidisi salah satu sumur warga di Desa Saunulu, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Selasa (22/6/2021) mengering usai gempa magnitudo 6,1 yang melanda desa itu pada 16 Juni 2021. (FOTO ANTARA/HO-Tim Relawan Ambon)
Ambon (ANTARA) - Sumur-sumur warga di Desa Saunulu, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku, mengering setelah gempa magnitudo 6,1 yang terjadi pada 16 Juni 2021, sehingga masyarakat setempat kini kesulitan pasokan air bersih.
"Kami lakukan 'assessment' di Desa Saunulu, sumur warga masih kering sampai sekarang usai gempa besar pada 16 Juni lalu," kata anggota Tim Relawan Ambon, Sayyed Abdul Basyir Al'Asghar saat dihubungi dari Ambon, Selasa.
Ia mengatakan menurut laporan warga setempat usai gempa magnitudo 6,1 yang berpusat di 40 km timur Kota Masohi, kedalaman 10 kilometer pada 16 Juni 2021, sekitar pukul 13.43.08 WIT, seluruh sumur di Desa Saunulu mulai mengering.
Hingga saat ini, kata dia, belum ada laporan dan keterangan resmi dari pemerintah daerah maupun otoritas setempat mengenai fenomena keringnya seluruh sumur di Desa Saunulu.
"Tapi peristiwa itu membuat warga kebingungan, karena meski musim kemarau panjang, sumur mereka tidak pernah kering," katanya.
Akibat peristiwa itu, warga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih untuk kebutuhan makan, minum dan mandi, cuci, kakus (MCK). Saat ini mereka hanya bisa mengandalkan air keran yang bersumber dari sungai setempat, tapi sering kotor kala turun hujan.
"Karena kondisi ini warga hanya mengandalkan air keran dari sungai yang dipasang di beberapa titik desa, tapi itu juga tidak menjamin pasokan air bersih terus tersedia," katanya.
Dikatakannya dampak dari peristiwa keringnya sumur di Desa Saunulu sangat dirasakan oleh warga yang masih bertahan mengungsi di area dataran tinggi, tidak jauh dari kampung mereka, karena tidak bisa mengakses air bersih yang bisa diambil dari sumur terdekat.
Mengatasi hal tersebut, Tim Relawan Ambon yang membangun posko tanggap bencana di Desa Tehoru, telah menyalurkan selang air berukuran panjang 100 meter kepada para pengungsi, agar bisa digunakan untuk mengakses air bersih dari sungai yang paling dekat dengan lokasi pengungsian.
"Kami sudah menyalurkan selang berukuran 100 meter kepada para pengungsi di Desa Saunulu, semoga bisa membantu meringankan beban mereka untuk mendapatkan air bersih di lokasi pengungsian," demikian Sayyed Abdul Basyir Al'Asghar.
Baca juga: Gempa Pulau Seram sebabkan tanah amblas di Kecamatan Tehoru
Baca juga: ACT-MRI salurkan makanan siap saji untuk anak pengungsi korban gempa
Baca juga: 7.227 warga Tehoru masih bertahan di dataran tinggi trauma gempa
Baca juga: Gempa magnitudo 6,1, warga Tehoru-Malteng mengungsi ke perbukitan
"Kami lakukan 'assessment' di Desa Saunulu, sumur warga masih kering sampai sekarang usai gempa besar pada 16 Juni lalu," kata anggota Tim Relawan Ambon, Sayyed Abdul Basyir Al'Asghar saat dihubungi dari Ambon, Selasa.
Ia mengatakan menurut laporan warga setempat usai gempa magnitudo 6,1 yang berpusat di 40 km timur Kota Masohi, kedalaman 10 kilometer pada 16 Juni 2021, sekitar pukul 13.43.08 WIT, seluruh sumur di Desa Saunulu mulai mengering.
Hingga saat ini, kata dia, belum ada laporan dan keterangan resmi dari pemerintah daerah maupun otoritas setempat mengenai fenomena keringnya seluruh sumur di Desa Saunulu.
"Tapi peristiwa itu membuat warga kebingungan, karena meski musim kemarau panjang, sumur mereka tidak pernah kering," katanya.
Akibat peristiwa itu, warga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih untuk kebutuhan makan, minum dan mandi, cuci, kakus (MCK). Saat ini mereka hanya bisa mengandalkan air keran yang bersumber dari sungai setempat, tapi sering kotor kala turun hujan.
"Karena kondisi ini warga hanya mengandalkan air keran dari sungai yang dipasang di beberapa titik desa, tapi itu juga tidak menjamin pasokan air bersih terus tersedia," katanya.
Dikatakannya dampak dari peristiwa keringnya sumur di Desa Saunulu sangat dirasakan oleh warga yang masih bertahan mengungsi di area dataran tinggi, tidak jauh dari kampung mereka, karena tidak bisa mengakses air bersih yang bisa diambil dari sumur terdekat.
Mengatasi hal tersebut, Tim Relawan Ambon yang membangun posko tanggap bencana di Desa Tehoru, telah menyalurkan selang air berukuran panjang 100 meter kepada para pengungsi, agar bisa digunakan untuk mengakses air bersih dari sungai yang paling dekat dengan lokasi pengungsian.
"Kami sudah menyalurkan selang berukuran 100 meter kepada para pengungsi di Desa Saunulu, semoga bisa membantu meringankan beban mereka untuk mendapatkan air bersih di lokasi pengungsian," demikian Sayyed Abdul Basyir Al'Asghar.
Baca juga: Gempa Pulau Seram sebabkan tanah amblas di Kecamatan Tehoru
Baca juga: ACT-MRI salurkan makanan siap saji untuk anak pengungsi korban gempa
Baca juga: 7.227 warga Tehoru masih bertahan di dataran tinggi trauma gempa
Baca juga: Gempa magnitudo 6,1, warga Tehoru-Malteng mengungsi ke perbukitan
Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: