Banjir di Serang, Ibu dan Anaknya Hanyut
28 September 2010 13:36 WIB
Dua warga berehat di atas perahu karet di tengah banjir yang melanda kawasan Kelurahan Petogogan Jakarta Selatan, Senin (27/9). (ANTARA/Andika Wahyu)
Serang (ANTARA News) - Banjir bandang di Sungai Pulo Kali, Kabupaten Serang, Banten, menghanyutkan seorang ibu dan anaknya, namun warga setempat masih menemukan satu mayat pada Senin (27/9) pukul 21.00 WIB.
"Jenazah istri saya sampai sekarang belum diketemukan, sementara anak saya yang baru berusia 2,5 tahun ditemukan di muara laut Pulo Kali oleh warga," kata suami korban, Edi Mulyani, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa kejadian berawal saat ia bersama istri dan anaknya pergi ke kebun untuk mengambil hasil bumi tak jauh dari sungai.
"Senin (27/9), saya bersama istri saya, Mutahorah, pergi ke kebun untuk memanen pisang, tapi karena waktu itu hujan bertambah besar istri dan anak saya pulang duluan dengan membawa satu tandan pisang," katanya.
Namun, kata dia, saat istri dan anaknya yang digendong di sebelah kiri dan pisang di sebelah kanan menyeberang sungai terkena luapan air, kemudian hanyut tersapu.
"Kata orang yang melihat istri dan anak saya saat menyeberang sungai, tiba-tiba air langsung tinggi dan menghanyutkan istri dan anak saya, karena istri saya hanya menggendong dengan tangan, maka anak saya yang baru berusia dua tahun langsung lepas terbawa arus," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Pulo Ampel AKP Bayu Yulianto ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.
"Betul, anaknya sudah kami temukan dan baru saja dikebumikan, sementara ibunya masih kami lakukan pencarian," kata Bayu.
Wartawan ANTARA di lokasi kejadian melaporkan banjir bandang di Pulo Kali itu bukan saja merenggut nyawa, namun puluhan rumah di sekitar Pulo Ampel juga terendam air, bahkan sebanyak lima titik jalan banjir sampai betis orang dewasa.
(ANT-152/E011/S026)
"Jenazah istri saya sampai sekarang belum diketemukan, sementara anak saya yang baru berusia 2,5 tahun ditemukan di muara laut Pulo Kali oleh warga," kata suami korban, Edi Mulyani, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa kejadian berawal saat ia bersama istri dan anaknya pergi ke kebun untuk mengambil hasil bumi tak jauh dari sungai.
"Senin (27/9), saya bersama istri saya, Mutahorah, pergi ke kebun untuk memanen pisang, tapi karena waktu itu hujan bertambah besar istri dan anak saya pulang duluan dengan membawa satu tandan pisang," katanya.
Namun, kata dia, saat istri dan anaknya yang digendong di sebelah kiri dan pisang di sebelah kanan menyeberang sungai terkena luapan air, kemudian hanyut tersapu.
"Kata orang yang melihat istri dan anak saya saat menyeberang sungai, tiba-tiba air langsung tinggi dan menghanyutkan istri dan anak saya, karena istri saya hanya menggendong dengan tangan, maka anak saya yang baru berusia dua tahun langsung lepas terbawa arus," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Pulo Ampel AKP Bayu Yulianto ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.
"Betul, anaknya sudah kami temukan dan baru saja dikebumikan, sementara ibunya masih kami lakukan pencarian," kata Bayu.
Wartawan ANTARA di lokasi kejadian melaporkan banjir bandang di Pulo Kali itu bukan saja merenggut nyawa, namun puluhan rumah di sekitar Pulo Ampel juga terendam air, bahkan sebanyak lima titik jalan banjir sampai betis orang dewasa.
(ANT-152/E011/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010
Tags: