Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR, Bambang Soesatyo, dilantik menjadi ketua umum Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) periode 2021-2025 menggantikan Harry Tanoe Soedibyo.

Karena itu dia dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021, akan memimpin para atlet dari dua cabang olahraga berbeda yaitu 116 atlet balap motor sebagai ketua umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat dan 125 atlet Tarung Derajat sebagai ketua umum PB KODRAT.

"Saya tidak bisa mengelak ketika saudaraku dari keluarga besar Tarung Derajat menunjuk secara aklamasi, meminta saya memimpin organisasi ini. Setelah berkonsultasi dengan KONI Pusat dan ternyata tidak ada larangan dalam memimpin dua organisasi cabang olahraga, IMI dan Tarung Derajat, maka dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya siap mengemban amanah ini," kata dia, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Ketua MPR dikukuhkan jadi Ketua Umum Tarung Derajat

Hal itu dia katakan usai dilantik menjadi ketua umum PB KODRAT, di Jakarta, Minggu.

Ia menjelaskan, untuk memperkuat kepengurusan PB KODRAT, Kepala Badan Intelijen Negara, Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, diangkat sebagai ketua Dewan Pembina, didukung Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas.

Menurut dia, untuk posisi ketua Dewan Penasihat dipegang Hary Tanoesoedibjo yang juga pernah menjadi ketua umum PB Tarung Derajat periode 2017-2021.

Baca juga: Tarung derajat diharapkan bisa masuk SEA Games 2017

"Posisi Dewan Kehormatan dipegang Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, dan KSAD, Jenderal TNI Andika Perkasa, Dewan Pengarah dipegang Ketua Mahkamah Agung, Muhammad Syarifuddin, dan Dewan Pertimbangan dipegang Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto," ujarnya.

Menurut dia, masyarakat tidak boleh menutup mata bahwa Tarung Derajat akan selalu dihadapkan pada tantangan dinamika dan arus peradaban zaman.

Karena itu dia menilai, negara dan masyarakat harus selalu terlibat dalam melestarikan Tarung Derajat seperti Thailand dengan Muay Thai, Korea dengan Tae Kwon-do, Jepang dengan Aikido, Filipina dengan Kombatan, maupun Brazil dengan Capoeira.

"Tanpa dukungan negara dan masyarakat, Tarung Derajat akan punah, kalah pamor dengan seni bela diri impor. Padahal secara kualitas, Tarung Derajat sangat dasyat," katanya.

Baca juga: Jabar usul tarung derajat masuk popnas 2015

Selain itu dia mengapresiasi langkah TNI, Polri, dan BIN yang menjadikan Tarung Derajat sebagai bela diri dan kurikulum pendidikan resmi di Sekolah Tinggi Intelejen Negara yang wajib dipelajari para tarunanya.

Menurut dia, Tarung Derajat juga hadir dalam kegiatan ekstrakulikuler peserta didik dari mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi, terlibat di PON sejak tahun 2000, dan telah dipertandingkan di Pekan Olahraga Pelajar Nasional dan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional.

"Kepengurusan Tarung Derajat telah hadir di 24 provinsi, menyisakan 10 provinsi lagi yang akan menyusul, sehingga Tarung Derajat akan hadir dari Sabang sampai Merauke. Di internasional, Tarung Derajat tercatat sudah berada di Malaysia, Myanmar, Thailand, Laos, Filipina, dan Vietnam," ujarnya.

Baca juga: Kodrat-Polri kerjasama kembangkan tarung derajat

Dia menilai tugas besar menanti agar Tarung Derajat turut dipertandingkan pada Sea Games XXXII tahun 2023 di Kamboja. Setelah sebelumnya pada Sea Games 2017 di Malaysia, Sea Games 2019 di Philipina, dan Sea Games 2021 di Viet Nahm, Tarung Derajat belum berhasil masuk sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan.

Wakil ketua umum DPP Partai Golkar ini menerangkan, sebagai seni bela diri asli Indonesia sekaligus warisan budaya dan kearifan lokal yang lahir dari kreasi anak bangsa, Tarung Derajat memiliki prinsip "Aku Ramah Bukan Berarti Takut. Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk".

Baca juga: Tarung Derajat akan gelar kejuaraan dunia

Prinsip itu, menurut dia, menunjukkan, Tarung Derajat tidak sekadar olahraga dan seni bela diri namun juga kental dengan berbagai nilai filosofi kehidupan.

"Termasuk sebagai sarana penguat ikatan kebangsaan, karena senjata yang dipakai dalam Tarung Derajat berasal dari senjata khas dari berbagai daerah," katanya.

Turut hadir dalam pelantikan itu, dari Perguruan Pusat Tarung Derajat, antara lain Sang Guru Achmad Dradjat, Sang Guru Badai Meganagara Dradjat, dan Sang Guru Rimba Dirgantara Dradjat. Juga Ketua Umum KONI Pusat, Letnan Jenderal TNI (Purn) Marciano Norman, Wakil Ketua Umum I KONI Pusat, Mayor Jenderal TNI (Purn) Suwarno, Wakil Ketua Umum II KONI Pusat, Mayor Jenderal TNI (Purn) Soedarmo, dan Sekretaris Jenderal KONI Pusat, Tubagus Ade Lukman.