Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan pemulihan aset di atas Rp2 triliun sepanjang 2021 dari ribuan unit properti yang ditawarkan perseroan kepada investor.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo dalam pernyataan di Jakarta, Minggu, mengatakan, perseroan menawarkan 8.140 unit dengan nilai sekitar Rp3 triliun melalui gelaran Asset Sales Festival Nasional Bank BTN Tahun 2021 Adapun aset yang ditawarkan berupa rumah tapak, ruko, apartemen, proyek perumahan dan hotel.

Hingga Mei 2021, emiten berkode saham BBTN itu berhasil melakukan pemulihan aset senilai Rp423 miliar. Dengan adanya kegiatan festival tersebut, diharapkan jumlah pemulihan aset bisa bertambah lagi.

"Tahun ini, kami menargetkan recovery aset mencapai Rp2,1 triliun," ujar Haru.

Haru pun mengajak investor yang tertarik dengan sektor properti untuk bisa ikut dalam Asset Sales Festival Nasional Bank BTN tersebut mengingat banyak properti yang potensial dan menguntungkan.

Kegiatan Asset Sales Festival tahun ini merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa yang diadakan di lima kota tahun lalu. Tahun ini, setelah Yogyakarta, rencananya Asset Sales Festival akan digelar di Jakarta dan Surabaya.

"Tahun lalu dari acara Asset Sales Festival ini, aset yang berhasil dijual Rp513 miliar. Tahun ini kami targetkan Rp600 sampai Rp700 miliar," kata Haru.

Menurut Haru, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi para investor berinvestasi di sektor properti. Apalagi kondisi industri properti kini sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Haru optimitistis, hingga akhir tahun ini dari 8.140 unit properti yang ditawarkan bisa terjual semuanya. Untuk itu, perseroan akan mengerahkan seluruh kantor wilayah Bank BTN di berbagai daerah untuk bisa menjual aset-aset potensial tersebut kepada para investor.

"hingga saat ini sudah ada komitmen pembelian aset mencapai Rp300 miliar," ujar Haru.

Haru menuturkan, jika penjualan aset potensial itu berhasil dilakukan dengan optimal, maka tidak saja dapat mengurangi rasio kredit bermasalah, namun juga meningkatkan kemampuan Bank BTN untuk terus berekspansi kepada kredit-kredit baru khususnya sektor perumahan.

Hingga akhir tahun ini, Bank BTN menargetkan tingkat kredit bermasalah atau NPL Gross bisa ditekan pada angka rasio sekitar 3,5 persen-3,7 persen atau turun dari posisi kuartal I 2021 yang sebesar 4,25 persen.

Baca juga: BTN optimistis dana PEN sektor perumahan ungkit perekonomian
Baca juga: Fokus bidik dana murah, DPK Bank BTN tumbuh 41,07 persen
Baca juga: BTN dukung usulan pengembang agar relaksasi PPN diperpanjang