Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengingatkan semua pihak untuk secara serius menangani ancaman disintegrasi bangsa yang semakin sering muncul setelah "ditinggalkannya" nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.

Hal itu dikemukakan Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siroj dalam acara halalbihalal PBNU di Jakarta, Jumat malam, yang mengambil tema tentang ukhuwah atau persatuan.

"Ketegangan-ketegangan yang mengancam integrasi harus segera ditangani," kata Said Aqil.

Di ranah politik, menurut Said Aqil, ketegangan antara lain muncul sebagai ekses dari otonomi daerah, pemilihan kepala daerah secara langsung, dan jumlah partai yang terlalu banyak, yang tentunya harus dicari solusinya.

Ketegangan, lanjut Said Aqil, juga dipicu adanya keinginan sementara pihak untuk mengganti ideologi dan bentuk negara.

"Bagi NU, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah final," katanya menandaskan.

Halalbihalal PBNU yang digelar di auditorium Pegadaian di Jalan Kramat Raya itu dihadiri seluruh unsur kepengurusan PBNU serta Pengurus Wilayah NU dari berbagai daerah.

Hadir pula Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar beserta jajaran pengurus partai itu.

Sebelum acara halalbihalal, PBNU juga menggelar rapat koordinasi dengan berbagai unsur kepengurusan di tingkat PBNU dan PWNU.

Rapat koordinasi itu juga sekaligus sebagai ajang konsolidasi antarlembaga dan lajnah di bawah PBNU.(*)

(S024/R009)