Jakarta (ANTARA) - Sistem manajemen di perusahaan keluarga sering mendapat stigma negatif, baik itu dari sisi administrasi hingga operasional perusahaan secara keseluruhan.

Meski begitu stigma tersebut tidak selalu benar, setidaknya untuk perusahaan sekelas Hasnur Group. Selayaknya perusahaan modern, Hasnur Group telah cukup lama merekrut para profesional guna mendukung jalannya perusahaan yang kini juga berekspansi ke pengembangan bidang teknologi dan jasa.

Kelompok usaha yang awalnya didirikan suami istri pengusaha asal Kalimantan Selatan, Abdussamad Sulaiman HB dan Nurhayati pada 1966, kini menjadi sebuah holding company yang membawahi sekitar 57 perusahaan di bidang agribisnis, pengelolaan hasil hutan, pertambangan, jasa, media dan logistik.

H.Zainal Hadi, Deputy President Director yang juga pemilik Hasnur Group, mengatakan adanya perbedaan tantangan yang dihadapi oleh generasi pertama sebagai pendiri dan generasi kedua dalam menjalankan operasional perusahaan. Dia mencontohkan saat perusahaan dipegang generasi pertama, para pendiri (founders) menghadapi banyak hal yang belum pernah ditemukan sebelumnya dan proses pembelajarannya (learning process) juga tentu berbeda dengan yang dihadapi generasi kedua.

Sementara generasi kedua memiliki tantangan untuk membangun sistem yang lebih kompleks karena berkembangnya size dan portofolio perusahaan. Iklim bisnis pun berbeda baik secara lokal, nasional dan global, sehingga generasi kedua ini harus mampu terus beradaptasi dengan tantangan tersebut.

Patut disyukuri bahwa proses transisi di Hasnur Group dari generasi pertama ke generasi kedua cukup mulus. Pendiri “berani” memberikan kesempatan kepada generasi kedua untuk menjalankan tugas-tugas penting sejak awal dengan bimbingan yang tepat. Selanjutnya tugas generasi kedua untuk memberikan proses transisi yang mulus kepada generasi selanjutnya.

Sebagai perusahaan keluarga, Zainal Hadi menyadari bahwa tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) adalah kunci bila perusahaan ingin berkembang dan berkelanjutan.

"Dengan GCG yang kuat kita yakin siapapun yang ada dalam perusahaan ini akan menjadi amanah dalam menjalankan tugasnya," ujar pria kelahiran Banjarmasin 3 Juli 1983 ini.

Menjalankan tata kelola adalah sebuah usaha yang berkelanjutan. Tentu diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh elemen perusahaan, baik itu dari pemegang saham sampai dengan seluruh tingkatan manajemen dari perusahaan. Semua pihak harus disadarkan bahwa menjalankan GCG adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar oleh siapapun. Komunikasi yang lancar, pengawasan yang ketat dan tindakan tegas menjadi kunci dalam usaha ini.

Asep Edwin Firdaus, Direktur Human Capital Administration Hasnur Group, menuturkan selama ini pihaknya menjalankan usaha sesuai dengan koridor dan tata kelola perusahaan yang baik. Yaitu dengan memastikan setiap aksi korporasi, tindakan direksi telah memenuhi aturan perundangan yang berlaku serta anggaran dasar dan kebijakan perusahaan yang sudah ditetapkan.

Sebagai contoh, transparansi adalah salah satu elemen penting dari GCG termasuk juga dalam aspek keuangan. Untuk itu Hasnur Group secara rutin melakukan audit keuangan baik yang dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal,

Strategi pengelolaan aset yang tepat sangat mempengaruhi kinerja perusahaan karena aset merupakan salah satu kekuatan utama. Secara umum, menurut Asep, aset Hasnur Group bisa dikatakan produktif. Ini bisa dilihat dari sebagian besar pendapatan perusahaan dihasilkan dari pengelolaan aset yang efektif.

Asep yang juga salah satu dari sekian banyak profesional yang bergabung di Hasnur Group mengatakan aset terbesar perusahaan adalah para karyawan. Kenyamanan kerja para karyawan, termasuk memprioritaskan perihal keselamatan kerja menjadi faktor yang sangat penting dalam menumbuhkan loyalitas dan kinerja yang baik.

Terlebih lagi dengan semakin besarnya generasi milenial di perusahaan, aspek kenyamanan menjadi sisi yang penting dan diinginkan oleh para karyawan. Ini terkonfirmasi dari hasil survei employee engagement yang dilakukan baru-baru ini, aspek kekeluargaan dan kenyamanan merupakan faktor terbesar dalam keterlibatan/keterkaitan karyawan dengan perusahaan.

“Karena itu sudah sejak lama perusahaan menerapkan penilaian karyawan berbasis kinerja (performance appraisal) dengan dua tingkatan penilaian, dari atasan dan atasan atasan. Dengan menerapkan model manajemen modern tanpa melupakan sifat kekeluargaan untuk bisa tumbuh dan berkembang, tidak hanya untuk perusahaan sendiri, tapi dengan mitra kerja, pemerintah dan masyarakat,” tandas Asep.

Selama pandemi yang masih melanda Indonesia saat ini, demi kenyamanan karyawan pihaknya tetap menjalankan protokol kesehatan di manapun karyawan berada. Perusahaan memilih dan menyediakan teknologi yang andal dan terpercaya, tidak hanya dari sisi kualitas namun juga keamanan, agar komunikasi dengan karyawan di seluruh daerah operasional perusahaan dapat terselenggara dengan baik.

Memberi manfaat

Prinsip Zainal Hadi dalam menjalankan bisnis perusahaan selalu mengacu pada tumbuh dan berkembang bersama untuk membangun masa depan. Artinya Hasnur Group ingin dalam mencapai setiap tujuan, sebisa mungkin semua kepentingan stakeholder bisa diakomodasi. Misalnya, kepentingan pemegang saham dengan kepentingan karyawan, mitra usaha, pemerintah, masyarakat sekitar dan stakeholder lain harus sama-sama diperhatikan. Harapan pendiri adalah perusahaan ini bisa memberikan manfaat untuk banyak pihak.

"Kami ingin dikenal sebagai perusahaan yang memiliki nilai-nilai luhur dalam menjalankan usaha, karena usaha ini tidak didirikan semata-mata untuk tujuan ekonomi,” tutur Zainal.

Untuk itu dalam menjalankan tugas jajaran pimpinan perusahaan dibekali nilai-nilai sebagai pedoman, sehingga dalam berbisnis tidak berpikir “menang-kalah” tetapi bagaimana bisa saling bermanfaat kepada mitra-mitra kerja Hasnur Grup. “Karena itu long term strategic partner selalu kami rasakan sebagai pencapaian karena itu menunjukkan kami bisa menjadi mitra yang baik," jelasnya.

Dalam menjalankan usaha diupayakan selalu memenuhi kewajiban-kewajiban kepada pemerintah dan masyarakat sekitar, supaya usaha bisa berkelanjutan dan menjadi mitra yang baik bagi pemerintah dan masyarakat.

Zainal menuturkan pencapaian Hasnur Group banyak yang sudah mulai dirasakan, seperti berkembangnya size group usaha dan anak-anak perusahaan, karyawan yang terus bertambah, peningkatan kualitas manajemen perusahaan yang berpegang teguh pada nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh founders serta long term partnership dengan mitra usaha.

“Selan itu, kami kerap mengadakan kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat untuk lingkungan sekitar usaha, sinergi dan hubungan baik dengan pemerintah khususnya pemerintah setempat. Akan tetapi tentu saja kita tidak bisa puas dari pencapaian tersebut, tiap hari kita selaku pelaksana perusahaan harus terus mengembangkan diri agar bisa membawa perusahaan ini mencapai tujuan-tujuan yang lebih banyak lagi sehingga perusahaan ini akan semakin bermanfaat.“

Sebagai seseorang yang masuk dalam kategori milenial, Zainal sadar situasi yang semakin dinamis akan memberikan tantangan tersendiri dalam menjalankan usaha. Kultur yang berbeda dengan generasi sebelumnya harus bisa dikelola dengan baik khususnya di tim internal dimana telah terjadi lintas generasi. Karena itulah komunikasi dan toleransi menjadi penting.

Perkembangan teknologi juga harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya baik dalam keseharian maupun pengembangan bisnis agar bisa lebih efektif dan efisien dalam menghadapi dinamika dunia bisnis.

Ke depan kata Zainal, Hasnur Group harus menjadi perusahaan yang lebih adaptif dan dinamis yang tetap berpegang pada nilai-nilai luhur yang ditanamkan oleh founders. Dalam lima tahun ke depan Hasnur Group harus memiliki portofolio yang lebih diverse and balance. Setiap unit bisnis dalam Hasnur Group harus terus berkembang baik secara size maupun quality, dan tentunya harus semakin bermanfaat untuk seluruh stakeholder perusahaan.

Ia berharap bisa terus amanah dalam menjalankan tugas-tugas di perusahaan baik selaku pemegang saham maupun manajemen. Cita-cita founders agar perusahaan ini terus tumbuh berkembang dan bermanfaat untuk banyak pihak menjadi yang utama bagi Zainal maupun saudara-saudaranya.

Zainal dan generasi kedua di Hasnur Group sepakat bahwa salah satu tugas utama mereka adalah juga memberikan transisi yang mulus kepada generasi ke-3. Manajemen berkomitmen agar Hasnur Group menjadi “rumah yang nyaman” bagi seluruh karyawan sehingga memiliki rasa self-belonging yang tinggi terhadap perusahaan.

"Penting bagi kami para pemegang saham untuk terus memperhatikan hubungan kerja kami dengan seluruh lapisan karyawan, agar kepentingan perusahaan dan kepentingan karyawan sama-sama terakomodir dengan baik,” kata Zainal.

Baca juga: Tujuh nilai inti Jayanti Sari, penerus komando Hasnur Group
Baca juga: Mutiara Banua pendiri Hasnur Grup, mengenang sosok Haji Leman
Baca juga: Hasnur Group Implementasikan SAP ERP