Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak para akademisi ikut ambil peran dalam program Kartu Prakerja karena kelompok ini memiliki misi yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Saya mengajak seluruh civitas akademika untuk ambil peran dalam program ini, karena sesungguhnya misi kita sama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa," kata Airlangga pada diskusi bertajuk "Good Governance Prakerja" dengan civitas akademika Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.

Sebagai Ketua Komite Cipta Kerja, ucap Airlangga, diskusi kali ini sangat penting untuk mendapatkan masukan dalam menyusun kebijakan dan mengendalikan program Kartu Prakerja yaitu mengenai good governance Prakerja.

"Berbicara tentang kebijakan, saya meyakini bahwa kebijakan dan program itu harus beradaptasi dengan konteks sosial masyarakat," ujarnya.

Airlangga memaparkan bahwa pada 11 April 2020, program Kartu Prakerja mulai membuka pendaftaran dengan kuota sebanyak 200.000 orang. Bentuknya semibansos, karena yang terdampak pandemi COVID-19, bukan hanya mereka yang terdaftar pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.

Sampai dengan minggu ke-3 Juni 2021, sebanyak 8,3 juta orang telah menjadi penerima Kartu Prakerja yang pesertanya mencakup pada 514 kabupaten/kota.

Baca juga: Kemenko Perekonomian: Penerima Kartu Prakerja capai 8,3 juta orang

Penerima program Kartu Prakerja beragam, dari mulai kalangan difabel, purna pekerja migran Indonesia, lulusan SD, pencari kerja, korban PHK, karyawan, hingga wirausaha.

"Semua inklusif, karena program Prakerja terbuka bagi semua orang, karena harus beradaptasi dengan dunia kerja yang terus berubah," tutur Airlangga.

Ia pun berpesan kepada para mahasiswa, bahwa jalan digital end-to-end ditempuh agar bisa membantu masyarakat dalam skala lebih luas, lebih cepat, lebih akurat, dengan transparansi yang maksimal.

Beragam pelatihan dapat disediakan dalam waktu singkat berkat kolaborasi dengan swasta. Saat ini, dalam ekosistem Prakerja terdapat 179 lembaga pelatihan yang menawarkan lebih dari 1.591 jenis pelatihan.

"Ribuan pelatihan ini dijual di tujuh platform digital, agar antarpelatihan mudah diperbandingkan seperti silabus, pengajar, harga, rating, semua ada. Perusahaan platform digital ini mengeluarkan biaya-biaya seperti akuisisi pelatihan, customer service, IT, dan pajak," katanya.

Hasil evaluasi Prakerja, dari survei Angkatan Kerja Nasional BPS pada Februari 2021 menunjukkan 90,97 persen penerima Kartu Prakerja mengatakan keterampilan kerja mereka meningkat setelah mengikuti pelatihan.

Hasil ini tidak jauh berbeda dengan survei Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Cyrus Network, maupun survei dari Pelaksana Program Kartu Prakerja (PMO) yang saat ini juga sedang menjalin kerja sama dengan empat lembaga penelitian untuk mengukur dampak dari program Kartu Prakerja.

Baca juga: Enam ribu pekerja migran dapat pendampingan pendaftaran Kartu Prakerja
Baca juga: Airlangga yakini kartu prakerja telah lahirkan wirausaha tangguh