Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kehutanan memperkirakan bahwa populasi Badak Sumatera menurun hingga sekitar 50 persen pada satu dekade terakhir, yang menunjukkan bahwa kondisi populasi badak tersebut semakin lama semakin kritis.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kemenhut, Harry Santoso di Jakarta, Jumat, memaparkan, populasi Badak Sumatera diketahui keberadaannya hanya di Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Way Kambas, dan Taman Nasional Bukit Barisan.

Dalam sepuluh tahun terakhir, ujar dia, populasi Badak Sumatera tersebut turun hingga sekitar 50 persen.

Pada tahun 2006, diperkirakan populasi Badak Sumatera berkisar 250 ekor, sedangkan sebelum tahun 2006 diperkirakan jumlahnya 420 - 875 ekor.

"Di Indonesia ada dua jenis badak, yaitu Badak Sumatera dan Badak Jawa," kata Harry.

Untuk Badak Jawa, keberadaannya yang terdeteksi hanya di kawasan Semenanjung Ujung Kulon diperkirakan hanya berjumlah 38 - 65 ekor, yang berarti masih belum meningkat sejak sekitar 25 tahun yang lalu.

Harry menjelaskan, Kementerian Kehutanan telah memiliki Strategi Konservasi Badak Indonesia yang telah diterbitkan sejak tahun 2007.

Di dalam rancangan strategi tersebut, bila perlindungan dilakukan secara benar dan gangguan habitat dapat diminimalisir, maka seharusnya populasi badak Indonesia diharapkan dapat meningkat rata-rata tiga persen per tahun."Namun, kondisi ini belum dapat dicapai," katanya.

Menurut analisis Kemenhut, hal tersebut disebabkan beberapa kendala yaitu kesadaran masyarakat yang masih kurang akan pentingnya hutan dan ekosistem, perambahan hutan, konflik kawasan, serta perburuan yang terindikasi terus terjadi hingga saat ini.

Duta badak
Harry juga memaparkan, untuk lebih memberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat, Kementerian Kehutanan kembali akan mengadakan ajang kontes Miss Big Indonesia 2010 yang finalnya akan dilaksanakan di Pasar Seni Ancol, Jakarta Utara, pada 25 September 2010.

"Miss Big mengemban misi yaitu memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya melestarikan badak Indonesia," katanya.

Ia juga menegaskan, melestarikan badak di habitatnya pada akhirnya akan memberikan kontribusi positif terhadap hutan hujan tropis.

Hal tersebut, lanjutnya, juga dapat mencegah perubahan iklim yang ekstrem yang sedang melanda dunia termasuk Indonesia pada saat ini. (M040/B012)