Jakarta (ANTARA News) - Presiden mengajak dunia usaha untuk mengubah cara pikir dengan tidak hanya melihat peluang bisnis yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dalam pidatonya pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-6 Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta Convention Center, Jumat, Presiden meminta dunia usaha untuk melirik potensi bisnis dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang jumlahnya mencapai enam kali nilai APBN.

"Kalau kita baca peluang bisnis jangan hanya melihat bisnis atau ekonomi yang bersumber dari APBN, tetapi mari kita ubah cara pikir kita haruslah ekonomi yang bersumber pada GDP atau PDB," ujarnya.

Presiden menyebutkan nilai APBN pada 2010 mencapai Rp1.100 triliun. Namun, menurut sensus terakhir, PDB Indonesia mencapai angka Rp6.370 triliun.

"Berarti enam kali lebih besar dari APBN kita. Maknanya, ukuran GDP kita kalau cerdas diikuti dengan pencarian dan penciptaan peluang usaha yang lebih besar lagi," katanya.

Presiden juga mengingatkan meski ekspor penting, kalangan usaha juga harus menggali potensi pasar domestik Indonesia yang sangat besar.

Kepala Negara mengatakan pada 2004 pendapatan per kapita Indonesia per tahun sebesar 1.148 dolar Amerika Serikat per kepala. Angka itu telah mencapai 2.963 per tahun per kepala menurut sensus terakhir.

"Maksudnya ini adalah daya beli. Ini adalah kekuatan pasar dalam negeri kita apabila kita pandai-pandai menggunakan dengan ekonomi sehat, ekonomi yang baik untuk produk dan jasa untuk dikonsumsi dalam negeri sendiri," tutur Presiden.

Dalam sambutannya, Presiden pun menyatakan keyakinannya bahwa pertumbuhan ekonomi bisa mencapai lebih besar dari enam persen apabila segala masalah dan hambatan yang masih ada saat ini dihilangkan.

"Mari kita bekerjasama membereskan itu. Masih ada peluang untuk tumbuh," ujarnya.

Presiden pun menekankan inovasi, pengembangan, dan penelitan dari pelaku bisnis sehingga dunia usaha bisa mengembangkan perekonomian yang tidak hanya bergantung pada sisi permintaan saja.

Pertumbuhan ekonomi, menurut Presiden, harus didasarkan pada pengembangan sumber daya manusia, teknologi, serta inovasi sehingga bisa semakin kuat, berimbang, serta berkelanjutan.
(D013/s018)