Satgas COVID-19 pertimbangkan peniadaan agenda libur panjang
17 Juni 2021 16:29 WIB
Tangkapan layar Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Sonny Harry B Harmadi, dalam agenda virtual Dialog Produktif Kabar Kamis "Jangan Lelah, Jangan Lengah Tetap Disiplin Prokes", Kamis (17/6/2021). (ANTARA/Andi Firdaus).
Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 sedang mempertimbangkan kebijakan peniadaan agenda libur panjang sebagai strategi pencegahan penyebaran COVID-19 di tengah masyarakat.
"Jadi kami memang sedang mempertimbangkan agar sebaiknya kita tidak ada lagi libur panjang. Karena begitu ada libur panjang, selalu diikuti oleh kenaikan kasus," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Sonny Harry B Harmadi, dalam agenda virtual Dialog Produktif Kabar Kamis "Jangan Lelah, Jangan Lengah Tetap Disiplin Prokes" yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis.
Sonny mengatakan lonjakan kasus COVID-19 yang melanda sejumlah daerah di Indonesia lebih diakibatkan mobilitas dan aktivitas penduduk usai libur Lebaran 2021.
"Agenda libur panjang selalu diikuti oleh lonjakan kasus. Kita tahu juga bawa varian baru yang masuk ke Indonesia bahkan sudah ada sebelum libur panjang. Artinya, lonjakan kasus terjadi karena libur panjang yang ada," ujarnya.
Baca juga: Libur panjang, Satgas ingatkan masyarakat masih hidup bersama COVID-19
Baca juga: Setahun COVID-19, Libur panjang berimplikasi pada peningkatan kematian
Sonny mengatakan pemerintah telah berupaya mengantisipasi lonjakan kasus berdasarkan agenda empat kali libur panjang 2020 yang selalu menimbulkan lonjakan kasus aktif serta angka kematian, dan diikuti juga oleh peningkatan angka kematian tenaga kesehatan.
"Tetapi faktanya masih cukup banyak yang mudik. Ada sekitar 1,8 juta orang yang ternyata melakukan mudik sebelum pelarangan tanggal 6 sampai 17 Mei dan setelahnya," katanya.
Pemerintah sudah memprediksi kalau terjadi kenaikan mobilitas penduduk akan selalu diikuti oleh penurunan kepatuhan protokol kesehatan sehingga memicu peningkatan kasus.
Sonny mengatakan Indonesia pernah berhasil menurunkan kasus aktif dari 176.500 lebih pada 5 Februari 2021, menjadi 87.662 ratus aktif di 18 Mei 2021.
"Jadi kita berhasil turunkan karena kepatuhan protokol kesehatan itu naik lalu kemudian mobilitas penduduk turun," katanya.
Baca juga: Satgas COVID-19 ingatkan libur panjang cenderung naikkan kasus aktif
Baca juga: Tim Pakar Satgas: Libur panjang picu penularan COVID-19
"Jadi kami memang sedang mempertimbangkan agar sebaiknya kita tidak ada lagi libur panjang. Karena begitu ada libur panjang, selalu diikuti oleh kenaikan kasus," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Sonny Harry B Harmadi, dalam agenda virtual Dialog Produktif Kabar Kamis "Jangan Lelah, Jangan Lengah Tetap Disiplin Prokes" yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis.
Sonny mengatakan lonjakan kasus COVID-19 yang melanda sejumlah daerah di Indonesia lebih diakibatkan mobilitas dan aktivitas penduduk usai libur Lebaran 2021.
"Agenda libur panjang selalu diikuti oleh lonjakan kasus. Kita tahu juga bawa varian baru yang masuk ke Indonesia bahkan sudah ada sebelum libur panjang. Artinya, lonjakan kasus terjadi karena libur panjang yang ada," ujarnya.
Baca juga: Libur panjang, Satgas ingatkan masyarakat masih hidup bersama COVID-19
Baca juga: Setahun COVID-19, Libur panjang berimplikasi pada peningkatan kematian
Sonny mengatakan pemerintah telah berupaya mengantisipasi lonjakan kasus berdasarkan agenda empat kali libur panjang 2020 yang selalu menimbulkan lonjakan kasus aktif serta angka kematian, dan diikuti juga oleh peningkatan angka kematian tenaga kesehatan.
"Tetapi faktanya masih cukup banyak yang mudik. Ada sekitar 1,8 juta orang yang ternyata melakukan mudik sebelum pelarangan tanggal 6 sampai 17 Mei dan setelahnya," katanya.
Pemerintah sudah memprediksi kalau terjadi kenaikan mobilitas penduduk akan selalu diikuti oleh penurunan kepatuhan protokol kesehatan sehingga memicu peningkatan kasus.
Sonny mengatakan Indonesia pernah berhasil menurunkan kasus aktif dari 176.500 lebih pada 5 Februari 2021, menjadi 87.662 ratus aktif di 18 Mei 2021.
"Jadi kita berhasil turunkan karena kepatuhan protokol kesehatan itu naik lalu kemudian mobilitas penduduk turun," katanya.
Baca juga: Satgas COVID-19 ingatkan libur panjang cenderung naikkan kasus aktif
Baca juga: Tim Pakar Satgas: Libur panjang picu penularan COVID-19
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: