"Kita berharap jalur evakuasi itu bisa menyelamatkan warga jika terjadi bencana tsunami, " kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak Pebby Rizky Pratama, Kamis.
Pemetaan jalur evakuasi perlu dilakukan karena pesisir selatan laut Jawa yang berhadapan langsung dengan Perairan Samudera Hindia rawan potensi tsunami.
Sebab, kata dia, di pesisir selatan itu terdapat pertemuan (tumbukan) lempengan Samudera Hindia Australia-Benua Asia.
Karena itu, BPBD Lebak memetakan jalur evakuasi di pesisir selatan meliputi enam kecamatan, yakni Kecamatan Wanasalam, Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah dan Cilograng.
"Kami memetakan 120 titik di enam kecamatan itu agar warga dapat memanfaatkan jalur untuk penyelamatan jiwa jika terjadi bencana tsunami," katanya.
Baca juga: Warga pedalaman Lebak bersyukur jembatan gantung Ciberang rampung
Baca juga: Cuaca buruk, BPBD Lebak-Banten: Waspadai longsor susulan
Menurut dia, dari 120 titik pemetaan jalur evakuasi itu di antaranya 60 titik bisa dilintasi kendaraan roda dua dan roda empat.Baca juga: Warga pedalaman Lebak bersyukur jembatan gantung Ciberang rampung
Baca juga: Cuaca buruk, BPBD Lebak-Banten: Waspadai longsor susulan
Sedangkan 60 titik lainnya dalam kondisi perbukitan dan pegunungan.
"Kami tetap memelihara dan merawat jalur evakuasi di sekitar perbukitan dan pegunungan, termasuk arah penunjuk," katanya.
Ia mengatakan, BPBD dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) belum lama ini menyelenggarakan Sekolah Lapang Geofisika untuk memberikan pengetahuan bagaimana masyarakat menyelamatkan jiwa jika terjadi tsunami.
Dimana Sekolah Lapang Geofisika itu bertujuan agar masyarakat pesisir dapat menyelamatkan bila terjadi tsunami dengan berlarian ke perbukitan melalui jalur evakuasi juga berlindung di gedung shelter maupun bangunan tinggi.
"Kami berharap masyarakat memiliki kesadaran untuk merawat jalur evakuasi maupun sarana infrastruktur mitigasi lainnya agar berfungsi guna mengurangi risiko kebencanaan, " katanya.