Vaksin COVID CureVac hanya efektif 47 persen dalam uji coba fase akhir
17 Juni 2021 06:48 WIB
Seorang petugas medis memegang vkasin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech di Rumah Sakit Careggi, Florence, italia, Minggu (27/12/2020). Sejumlah negara di Eropa memulai vaksinasi COVID-19 kepada warganya. ANTARA/REUTERS/Jennifer Lorenzini
Tubingen (ANTARA) - Perusahaan bioteknologi Jerman, CureVac, pada Rabu (16/6) mengungkapkan bahwa vaksin COVID-19 buatannya hanya efektif 47 persen dalam uji coba tahap akhir, memupuskan tujuan utama studi sekaligus meragukan rencana pengiriman ratusan juta dosis vaksin ke Uni Eropa.
Keampuhan mengecewakan dari suntikan yang dikenal CVnCoV datang dari analisis sementara yang berdasarkan pada 134 kasus COVID-19 dalam studi yang melibatkan sekitar 40.000 partisipan di Eropa dan Amerika Latin.
Sebagai satu-satunya kontrak pemasok utama CureVac, Uni Eropa pada November mengamankan hingga 405 juta dosis vaksin tersebut, dengan opsi 180 juta dosis. Itu diikuti oleh nota kesepahaman dengan Jerman untuk 20 juta dosis lainnya.
Pihak perusahaan mengaku sedikitnya 13 varian virus menyumbang infeksi di antara studi populasi tersebut, menambahkan bahwa versi asli COVID-19 yang muncul di Kota Wuhan, China pada akhir 2019 "hampir sama sekali tidak ada" dalam uji coba sejauh ini.
Saham CureVac yang diperdagangkan di AS terjun bebas 48 persen menjadi 49,00 dolar AS (Rp706.000) menyusul publikasi data tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Curevac sebut vaksin COVID kemungkinan Mei disetujui
Baca juga: GSK-CureVac kerja sama kembangkan vaksin COVID generasi mendatang
Baca juga: Inggris, Jerman akan kembangkan vaksin lawan varian baru virus corona
Keampuhan mengecewakan dari suntikan yang dikenal CVnCoV datang dari analisis sementara yang berdasarkan pada 134 kasus COVID-19 dalam studi yang melibatkan sekitar 40.000 partisipan di Eropa dan Amerika Latin.
Sebagai satu-satunya kontrak pemasok utama CureVac, Uni Eropa pada November mengamankan hingga 405 juta dosis vaksin tersebut, dengan opsi 180 juta dosis. Itu diikuti oleh nota kesepahaman dengan Jerman untuk 20 juta dosis lainnya.
Pihak perusahaan mengaku sedikitnya 13 varian virus menyumbang infeksi di antara studi populasi tersebut, menambahkan bahwa versi asli COVID-19 yang muncul di Kota Wuhan, China pada akhir 2019 "hampir sama sekali tidak ada" dalam uji coba sejauh ini.
Saham CureVac yang diperdagangkan di AS terjun bebas 48 persen menjadi 49,00 dolar AS (Rp706.000) menyusul publikasi data tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Curevac sebut vaksin COVID kemungkinan Mei disetujui
Baca juga: GSK-CureVac kerja sama kembangkan vaksin COVID generasi mendatang
Baca juga: Inggris, Jerman akan kembangkan vaksin lawan varian baru virus corona
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: