Batam (ANTARA News) - Tujuhbelas negara Asia Timur Jauh menggelar konferensi hukum penanggulangan narkoba yang membahas kondisi ancaman global peredaran gelap narkoba di Batam, Selasa.

"Peserta akan bertukar informasi mengenai kegiatan-keiatan operasional yang akan dilakukan dalam hal pemberantasan narkoba, berikut sasaran targetnya," kata Ketua Badan Narkotika Nasional Gories Mere.

Konferensi Penanggulangan Hukum Narkotika Internasional (International Drug Enforcement Conference/IDEC) akan menjawab berbagai tantangan dalam penanggulangan bahaya peredaran narkoba.

Menurut Gories, narkoba menempati urutan dunia perdagangan ilegal dunia setelah senjata api.

Namun, bahaya peredaran narkotika, kata dia, memiliki serentetan bahaya sampingan lainnya, seperti pencucian uang, ancaman, penculikan dan penjualan senjata api.

Di Indonesia, penyelundupan narkotika sangat mengkhawatirkan, karena Indonesia memiliki banyak pintu masuk.

Menurut dia, pengawasan di wilayah perbatasan masih lemah, sehingga banyak dimanfaatkan penyelundup untuk memasukan barang haram ke wilayah Indonesia.

"Garis pantai Indonesia panjang, dan lemah pengawasan. Ini memudahkan penyelundupan," kata dia.

Di tempat yang sama Direktur IV Narkotika dan Kejahatan Terorganisir Mabes Polri Arman Depari mengatakan para anggota delegasi akan bertukar informasi demi penegakan hukum narkotika.

"Kami akan memberikan nama-nama target yang bekerja di luar yang kami cari," kata dia.

Peredaran narkoba telah membentuk sindikat internasional, sehingga setiap negara tidak bisa bekerja sendiri-sendiri dalam memeranginya. Dengan saling bekerjasama, maka sindikat narkoba dapat dikalahkan.

Sementara itu, Drug Enforcement Administration AS Regional Far East, Thomas Pasquarello mengatakan peredaran narkotika ke arah Asia Timur meningkat.

"Jika dulu, tidak ada kokain yang masuk ke sini, sekarang sudah mulai," kata dia.

Namun, ia mengatakan jika ditanggulangi bersama-sama, maka, yakin bisa melawan narkoba.

"Saya yakin kita bisa melawan ini," kata dia.

Sementara itu, Pasguarello mengatakan trend narkoba dunia berubah dari jenis heroin menjadi methamphetamin dan amphetamin.

Menurut dia, obat terlarang jenis methaphitamin dan amphetamine mudah dibuat sehingga perederannya cepat.

"Pembuatannya tidak perlu menggunakan ruangan besar," kata dia.

Bahan pembuatan juga sintetis, sehingga mudah di dapat, sedangkan harga jual tinggi, sehingga menarik minat pengedar.

(ANT/S026)