Jakarta (ANTARA News) - Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi secara nasional diperkirakan bisa membengkak hingga melampaui angka 1,8 juta kiloliter (kl), jika program pembatasan BBM subsidi batal diterapkan.

"Kami sudah memperhitungkan pada akhir 2010 konsumsi BBM kita akan melewati angka 1,8 juta kl," kata General Manager Pemasaran BBM Ritel Region 3 PT Pertamina (Persero), Hasto Wibowo, di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, konsumsi BBM bersubsidi di Pulau Jawa akan menelan dua pertiga dari angka nasional atau diperkirakan membengkak menjadi sekitar 1,2 juta kl.

Sementara khusus untuk DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, yang berada di bawah koordinasi Unit Pemasaran Region III, penjualan BBM subsidi di wilayah itu sampai tutup tahun diperkirakan akan mencapai 600 ribu kl atau sepertiga angka nasional.

"Kenapa kebijakan pembatasan BBM subsidi belum diterapkan sampai hari ini? Itu karena menyangkut kebijakan publik, yang berkepentingan di dalamnya banyak," kata Hasto.

Keterlibatan masyarakat, pemilik SPBU, Pertamina, hingga pemerintah mutlak terkait di dalam kebijakan pembatasan BBM bersubsidi.

Menurut dia, ada beragam skenario yang diwacanakan dalam hal pembatasan BBM bersubsidi dari mulai pembatasan dari sisi konsumen, volume, sampai pembatasan secara cluster atau region.

"Ini harus benar-benar dicari titik temunya karena variabelnya banyak, mulai dari kesiapan daerah, pemegang eksekusi, sampai dengan payung hukumnya," katanya.
(H016/B010)