Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengurangi jumlah anggota rombongan dalam setiap kunjungan ke luar negeri hingga 15 persen, kata Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Menurur Sudi, jumlah personil tim pendahulu untuk menyiapkan kunjungan Presiden ke luar negeri pun telah dikurangi separuhnya.

"Yang jelas, kita sudah bisa memperkecil. Jumlah itu, dari yang terdahulu-dahulu berkurang 15 persen. Jadi yang jelas kaitannya dengan kunjungan-kunjungan itu adalah bagaimana beliau sebagai Kepala Negara yang terikat dengan agenda-agenda resmi yang beliau harus ikuti," paparnya.

Sudi menjelaskan, batas jumlah anggota rombongan kunjungan Presiden ke luar negeri tidak bisa ditentukan karena harus disesuaikan dengan misi yang dibawa Kepala Negara itu .

Ia mencontohkan apabila agenda kunjungan Presiden membawa misi ekonomi yang harus dicapai, maka Kepala Negara pasti mengajak para pengusaha dalam rombongannya.

"Tergantung agendanya, tergantung apa yang ingin dicapai. Jadi semua itu kita sesuaikan dengan kunjungan kerja itu apa yang ingin kita capai," ujarnya.

Menurutnya, Presiden pun tidak mengajak semua staf khusus dalam setiap kunjungan, namun sesuai dengan kebutuhan.

Kata dia, jumlah rombongan kunjungan Presiden ke luar negeri saat ini disesuaikan dengan kapasitas pesawat sekitar 70 hingga 90 orang.

Sudi mengaku jumlah tim pendahulu yang mengurus kunjungan Presiden telah berkurang.

"Saya sudah korting menjadi separuhnya. Yang misalnya dua orang untuk bidang ini tinggal satu orang," ujarnya.

Sudi kembali menegaskan bahwa Presiden Yudhoyono selalu memiliki agenda jelas dalam setiap kunjungan ke luar negeri dan bukan pelesiran semata.

"Hasilnya signifikan. Contoh, kita waktu ke Norwegia itu. Berapa miliar dollar kita dapat. Jadi tidak ada seberapa dengan biaya dinas beliau," demikian Sudi.(*)

D013*P008/A011