Wall Street turun terseret data ekonomi, investor tunggu laporan Fed
16 Juni 2021 07:27 WIB
Dokumentasi - Suasana perdagangan di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, Selasa (10/3/2020). ANTARA/REUTERS/Andrew Kelly/am.
New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena data menunjukkan inflasi lebih kuat dan penjualan ritel AS lebih lemah pada Mei menakuti investor yang sudah gelisah menunggu hasil pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 94,42 poin atau 0,27 persen, menjadi menetap di 34.299,33 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 8,56 poin atau 0,20 persen, menjadi ditutup di 4.246,59 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 101,29 poin atau 0,71 persen, menjadi berakhir pada 14.072,86 poin.
Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor real estat terperosok 1,03 persen, memimpin penurunan. Sementara sektor energi melonjak 2,06 persen seiring dengan melambungnya harga minyak, menjadi kelompok dengan kinerja terbaik.
Jaminan dari The Fed bahwa kenaikan harga-harga bersifat sementara dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS telah membantu meredakan beberapa kekhawatiran atas inflasi dan mendukung saham AS dalam beberapa pekan terakhir. Semua mata sekarang tertuju pada pernyataan bank sentral pada akhir pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu waktu setempat.
Data menunjukkan percepatan harga-harga produsen bulan lalu karena rantai pasokan berjuang untuk memenuhi permintaan yang dilepaskan oleh pembukaan kembali ekonomi. Sebuah laporan terpisah menunjukkan penjualan ritel AS turun lebih besar dari yang diperkirakan pada Mei.
“Ada sedikit reaksi terhadap data ekonomi yang kami dapatkan, yang sebagian besar menunjukkan bahwa ekonomi mulai melepaskan diri dari stimulus, pemulihan sedikit melambat, dan inflasi terus tumbuh,” kata Ed Moya, analis pasar senior untuk Amerika di OANDA.
“Kami melihat beberapa pelemahan yang sangat moderat, dan itu akan berombak menjelang keputusan Fed. Saat ini, The Fed mungkin berada dalam posisi untuk menunjukkan bahwa mereka berpikir tentang tapering (pengurangan pembelian obligasi), tetapi mereka masih jauh untuk benar-benar melakukannya.”
The Fed kemungkinan akan mengumumkan pada Agustus atau September sebuah strategi untuk mengurangi program pembelian obligasi besar-besaran, tetapi tidak akan mulai memotong pembelian bulanan hingga awal tahun depan, menurut jajak pendapat ekonom oleh Reuters.
Exxon Mobil Corp mengalami hari terbaiknya sejak 5 Maret, melonjak 3,6 persen.
Dalam berita perusahaan, Boeing Co naik 0,6 persen setelah Amerika Serikat dan Uni Eropa menyetujui gencatan senjata dalam konflik 17 tahun mereka atas subsidi pesawat yang melibatkan pembuat pesawat itu dan saingannya Airbus.
Setelah merosot 19 persen pada Senin (14/6/2021), saham Lordstown Motors Corp rebound 11,3 persen menyusul pernyataan dari presiden produsen truk listrik tersebut tentang pesanan.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 94,42 poin atau 0,27 persen, menjadi menetap di 34.299,33 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 8,56 poin atau 0,20 persen, menjadi ditutup di 4.246,59 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 101,29 poin atau 0,71 persen, menjadi berakhir pada 14.072,86 poin.
Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor real estat terperosok 1,03 persen, memimpin penurunan. Sementara sektor energi melonjak 2,06 persen seiring dengan melambungnya harga minyak, menjadi kelompok dengan kinerja terbaik.
Jaminan dari The Fed bahwa kenaikan harga-harga bersifat sementara dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS telah membantu meredakan beberapa kekhawatiran atas inflasi dan mendukung saham AS dalam beberapa pekan terakhir. Semua mata sekarang tertuju pada pernyataan bank sentral pada akhir pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu waktu setempat.
Data menunjukkan percepatan harga-harga produsen bulan lalu karena rantai pasokan berjuang untuk memenuhi permintaan yang dilepaskan oleh pembukaan kembali ekonomi. Sebuah laporan terpisah menunjukkan penjualan ritel AS turun lebih besar dari yang diperkirakan pada Mei.
“Ada sedikit reaksi terhadap data ekonomi yang kami dapatkan, yang sebagian besar menunjukkan bahwa ekonomi mulai melepaskan diri dari stimulus, pemulihan sedikit melambat, dan inflasi terus tumbuh,” kata Ed Moya, analis pasar senior untuk Amerika di OANDA.
“Kami melihat beberapa pelemahan yang sangat moderat, dan itu akan berombak menjelang keputusan Fed. Saat ini, The Fed mungkin berada dalam posisi untuk menunjukkan bahwa mereka berpikir tentang tapering (pengurangan pembelian obligasi), tetapi mereka masih jauh untuk benar-benar melakukannya.”
The Fed kemungkinan akan mengumumkan pada Agustus atau September sebuah strategi untuk mengurangi program pembelian obligasi besar-besaran, tetapi tidak akan mulai memotong pembelian bulanan hingga awal tahun depan, menurut jajak pendapat ekonom oleh Reuters.
Exxon Mobil Corp mengalami hari terbaiknya sejak 5 Maret, melonjak 3,6 persen.
Dalam berita perusahaan, Boeing Co naik 0,6 persen setelah Amerika Serikat dan Uni Eropa menyetujui gencatan senjata dalam konflik 17 tahun mereka atas subsidi pesawat yang melibatkan pembuat pesawat itu dan saingannya Airbus.
Setelah merosot 19 persen pada Senin (14/6/2021), saham Lordstown Motors Corp rebound 11,3 persen menyusul pernyataan dari presiden produsen truk listrik tersebut tentang pesanan.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021
Tags: