Ketersediaan amunisi jadi kendala cabang menembak menuju Olimpiade
15 Juni 2021 22:35 WIB
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali (kiri) dan Ketua Umum Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) Letnan Jenderal TNI Joni Supriyanto memberikan keterangan pers di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (15/6/2021). PB Perbakin berencana menggelar kejuaraan internasional ISSF Grand Prix Pistol and Rifle yang dijadwalkan pada 1-11 September 2021 (ANTARA/HO-Kemenpora)
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PB Perbakin Firtian Yudit Swandarta mengatakan bahwa ketersediaan amunisi masih menjadi kendala cabang menembak dalam mempersiapkan para atletnya mengikuti berbagai kejuaraan internasional, termasuk Olimpiade.
Menurut Firtian, amunisi yang selama ini diproduksi oleh PT Pindad kurang memenuhi syarat untuk digunakan dalam kejuaraan internasional.
“Kendala kami dalam menyiapkan atlet di Olimpiade itu yang pertama adalah amunisi. Kalau senjata bisa didatangkan walaupun mahal. Tapi amunisi ini harus punya akurasi cukup tinggi,” kata Firtian dalam jumpa pers seusai melakukan pertemuan dengan Menpora di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Perbakin gelar ISSF Grand Prix Pistol Rifle pada September
“Berbeda dengan amunisi yang diproduksi PT Pindad karena itu untuk kebutuhan militer, sedangkan untuk kebutuhan olahraga terutama nomor-nomor Olympic itu butuh amunisi dengan akurasi tinggi,” kata dia melanjutkan.
Selain itu, amunisi atau peluru yang digunakan dalam ajang internasional juga harus terlebih dahulu lolos sertifikasi Federasi Olahraga Menembak Internasional (ISSF).
Ferdian menceritakan pengalamannya ketika beberapa peluru yang sudah dipersiapkan Perbakin untuk Kejuaraan Dunia di Beijing malah ditolak oleh ISSF karena memiliki power vector yang terlalu lemah dan tidak dapat digunakan oleh atlet.
Satu-satunya solusinya, lanjut dia, yaitu bekerja sama dengan importir sehingga bisa mendapat amunisi dengan harga miring tetapi memiliki kualitas peluru yang sesuai dengan laras senjata yang tersedia.
Baca juga: Vidya Rafika ditargetkan capai final di Olimpiade Tokyo
Firtian mengaku sudah mendapat dukungan dari Kemenpora agar mendapat keringanan bea masuk.
“Kemenpora sudah membantu banyak. Melalui surat Sekretaris Menpora sudah memberikan rekomendasi agar dapat keringanan biaya masuk. Kami tetap membayar pajak, tetapi ada pengurangan biaya masuk,” tutup dia.
PB Perbakin saat ini sedang mempersiapkan diri menggelar kejuaraan internasional ISSF Grand Prix Pistol and Rifle yang dijadwalkan pada 1-11 September mendatang.
Ajang tersebut menjadi simulasi bagi Perbakin untuk menggelar event yang lebih besar, yakni Piala Dunia Pistol Rifle pada 8-18 Februari 2022.
Piala Dunia 2022 itu diharapkan dapat menjadi ajang kualifikasi yang masuk dalam perhitungan poin menuju Olimpiade 2024 Paris.
Baca juga: Vidya Rafika ikuti uji coba ke Kroasia jelang Olimpiade Tokyo
Menurut Firtian, amunisi yang selama ini diproduksi oleh PT Pindad kurang memenuhi syarat untuk digunakan dalam kejuaraan internasional.
“Kendala kami dalam menyiapkan atlet di Olimpiade itu yang pertama adalah amunisi. Kalau senjata bisa didatangkan walaupun mahal. Tapi amunisi ini harus punya akurasi cukup tinggi,” kata Firtian dalam jumpa pers seusai melakukan pertemuan dengan Menpora di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Perbakin gelar ISSF Grand Prix Pistol Rifle pada September
“Berbeda dengan amunisi yang diproduksi PT Pindad karena itu untuk kebutuhan militer, sedangkan untuk kebutuhan olahraga terutama nomor-nomor Olympic itu butuh amunisi dengan akurasi tinggi,” kata dia melanjutkan.
Selain itu, amunisi atau peluru yang digunakan dalam ajang internasional juga harus terlebih dahulu lolos sertifikasi Federasi Olahraga Menembak Internasional (ISSF).
Ferdian menceritakan pengalamannya ketika beberapa peluru yang sudah dipersiapkan Perbakin untuk Kejuaraan Dunia di Beijing malah ditolak oleh ISSF karena memiliki power vector yang terlalu lemah dan tidak dapat digunakan oleh atlet.
Satu-satunya solusinya, lanjut dia, yaitu bekerja sama dengan importir sehingga bisa mendapat amunisi dengan harga miring tetapi memiliki kualitas peluru yang sesuai dengan laras senjata yang tersedia.
Baca juga: Vidya Rafika ditargetkan capai final di Olimpiade Tokyo
Firtian mengaku sudah mendapat dukungan dari Kemenpora agar mendapat keringanan bea masuk.
“Kemenpora sudah membantu banyak. Melalui surat Sekretaris Menpora sudah memberikan rekomendasi agar dapat keringanan biaya masuk. Kami tetap membayar pajak, tetapi ada pengurangan biaya masuk,” tutup dia.
PB Perbakin saat ini sedang mempersiapkan diri menggelar kejuaraan internasional ISSF Grand Prix Pistol and Rifle yang dijadwalkan pada 1-11 September mendatang.
Ajang tersebut menjadi simulasi bagi Perbakin untuk menggelar event yang lebih besar, yakni Piala Dunia Pistol Rifle pada 8-18 Februari 2022.
Piala Dunia 2022 itu diharapkan dapat menjadi ajang kualifikasi yang masuk dalam perhitungan poin menuju Olimpiade 2024 Paris.
Baca juga: Vidya Rafika ikuti uji coba ke Kroasia jelang Olimpiade Tokyo
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: