Kemenparekraf nilai butuh inovasi untuk pulihkan industri pariwisata
15 Juni 2021 19:37 WIB
Tangkapan layar saat koordinator Tata Kelola Ekonomi Digital II Kemenparekraf Muhamad Tidar Hetsaputra (kiri bawah) dan Direktur Kemanayo Rizal Azhar (kanan atas) dalam Webinar yang berlangsung virtual, Selasa (15/6/2021) (ANTARA/Fathur Rochman)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menilai dibutuhkan inovasi yang berbeda dan sesuai tren masa kini untuk memulihkan industri pariwisata.
"Potensi pariwisata Indonesia sangat besar, dengan inovasi dan penerapan teknologi, ke depannya akan menumbuhkan ekosistem digital yang saya harap dapat membuka segala potensi pariwisata Indonesia," ujar Koordinator Tata Kelola Ekonomi Digital II Kemenparekraf Muhamad Tidar Hetsaputra dalam sebuah acara yang digelar virtual Selasa.
Menurut Tidar, dibutuhkan inovasi yang "out of the box" dalam membantu wisatawan agar dapat berwisata dengan aman, nyaman, dan berkualitas.
Dengan demikian, kata dia, para wisatawan dapat mengeluarkan uang mereka di tempat-tempat tujuan wisata, yang pada akhirnya dapat mendorong perputaran roda ekonomi para pelaku industri pariwisata.
Baca juga: Akatara 2021 jadi wadah sineas dan investor kembangkan industri film
Tidar menyebut bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki multiplier effect terbesar dalam roda perekonomian Indonesia.
"Dan sangatlah penting agar kemajuan pariwisata juga sejalan lurus dengan peningkatan ekonomi daerah, karena industri pariwisata berkaitan dengan berbagai subsektor mulai dari transportasi dan akomodasi hingga UMKM," kata Tidar.
Dia mengatakan sejumlah inovasi "out of the box" saat ini sudah mulai banyak dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan rintisan, salah satunya Kemanayo.
Kemanayo merupakan sebuah lokapasar yang menyediakan berbagai pilihan rencana perjalanan secara menyeluruh dan personal.
Platform berbasis website dan aplikasi mobile ini menyediakan produk berupa berbagai macam rencana perjalanan dengan panduan travel, built-in digital map, serta rekomendasi dari travel contributor mengenai hal apa saja yang seru dan wajib untuk dilakukan
Tidar mengatakan platform digital seperti Kemanayo ini dapat digunakan untuk mempromosikan berbagai program pariwisata yang tengah dijalankan oleh Kemenparekraf.
"Semakin banyak tempat yang masuk Kemanayo, semakin banyak kontributor, saya pikir semakin bagus, dan kami juga punya program namanya desa wisata. kalau misalnya nanti bisa ada kontributor yang bisa mengulas desa wisata tentunya dengan senang hati kami Kemenparekraf mendukung," ujar Tidar.
Direktur Kemanayo Rizal Azhar mengatakan pihaknya secara rutin mengadakan kolaborasi dengan berbagai bisnis lokal dan tempat wisata maupun kuliner lokal di berbagai daerah.
“Kemanayo selalu berusaha melibatkan sebanyak mungkin peran masyarakat lokal serta UMKM, dan berkolaborasi dengan pemerintah pusat maupun daerah, selain bertujuan agar dapat meningkatkan potensi pariwisata lokal, kami harap juga semakin membuka kesempatan bagi para pelaku usaha dalam mempromosikan usahanya,” kata Rizal.
Baca juga: KSP kawal pemulihan pariwisata di Bali
Baca juga: Kemenparekraf siapkan dua langkah majukan ekosistem perfilman
Baca juga: Pemkot Malang dorong sertifikasi halal sektor pariwisata
"Potensi pariwisata Indonesia sangat besar, dengan inovasi dan penerapan teknologi, ke depannya akan menumbuhkan ekosistem digital yang saya harap dapat membuka segala potensi pariwisata Indonesia," ujar Koordinator Tata Kelola Ekonomi Digital II Kemenparekraf Muhamad Tidar Hetsaputra dalam sebuah acara yang digelar virtual Selasa.
Menurut Tidar, dibutuhkan inovasi yang "out of the box" dalam membantu wisatawan agar dapat berwisata dengan aman, nyaman, dan berkualitas.
Dengan demikian, kata dia, para wisatawan dapat mengeluarkan uang mereka di tempat-tempat tujuan wisata, yang pada akhirnya dapat mendorong perputaran roda ekonomi para pelaku industri pariwisata.
Baca juga: Akatara 2021 jadi wadah sineas dan investor kembangkan industri film
Tidar menyebut bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki multiplier effect terbesar dalam roda perekonomian Indonesia.
"Dan sangatlah penting agar kemajuan pariwisata juga sejalan lurus dengan peningkatan ekonomi daerah, karena industri pariwisata berkaitan dengan berbagai subsektor mulai dari transportasi dan akomodasi hingga UMKM," kata Tidar.
Dia mengatakan sejumlah inovasi "out of the box" saat ini sudah mulai banyak dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan rintisan, salah satunya Kemanayo.
Kemanayo merupakan sebuah lokapasar yang menyediakan berbagai pilihan rencana perjalanan secara menyeluruh dan personal.
Platform berbasis website dan aplikasi mobile ini menyediakan produk berupa berbagai macam rencana perjalanan dengan panduan travel, built-in digital map, serta rekomendasi dari travel contributor mengenai hal apa saja yang seru dan wajib untuk dilakukan
Tidar mengatakan platform digital seperti Kemanayo ini dapat digunakan untuk mempromosikan berbagai program pariwisata yang tengah dijalankan oleh Kemenparekraf.
"Semakin banyak tempat yang masuk Kemanayo, semakin banyak kontributor, saya pikir semakin bagus, dan kami juga punya program namanya desa wisata. kalau misalnya nanti bisa ada kontributor yang bisa mengulas desa wisata tentunya dengan senang hati kami Kemenparekraf mendukung," ujar Tidar.
Direktur Kemanayo Rizal Azhar mengatakan pihaknya secara rutin mengadakan kolaborasi dengan berbagai bisnis lokal dan tempat wisata maupun kuliner lokal di berbagai daerah.
“Kemanayo selalu berusaha melibatkan sebanyak mungkin peran masyarakat lokal serta UMKM, dan berkolaborasi dengan pemerintah pusat maupun daerah, selain bertujuan agar dapat meningkatkan potensi pariwisata lokal, kami harap juga semakin membuka kesempatan bagi para pelaku usaha dalam mempromosikan usahanya,” kata Rizal.
Baca juga: KSP kawal pemulihan pariwisata di Bali
Baca juga: Kemenparekraf siapkan dua langkah majukan ekosistem perfilman
Baca juga: Pemkot Malang dorong sertifikasi halal sektor pariwisata
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: