Jakarta (ANTARA) - Partisipasi masyarakat dalam memilah sampah organik dan non-organik berperan besar mengurangi sampah plastik pada tempat pembuangan akhir (TPA) sekaligus memberikan manfaat ekonomi setelah didaur ulang.

Agung Pujo Winarko, S.Si, M.Si, Kepala Bidang Peran Serta Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mengatakan berdasarkan data terbaru, DKI Jakarta menghasilkan 7.700 ton per hari yang masuk ke TPA Bantar Gebang. 14,02 persen atau kurang lebih 1.200 ton merupakan sampah plastik.

Agung mengatakan jika masyarakat tidak ikut serta dalam memilah sampah plastik yang bisa didaur ulang, maka cepat atau lamban TPA Bantar Gebang tak akan bisa lagi menampung sampah.

"Masyarakat berperan besar untuk melakukan pemilahan sampah dari rumah. Masyarakat DKI juga harus berperan aktif untuk memilah sampah. Di tingkatan RW sekarang kan dibentuk bank sampah, dengan adanya bank sampah ini, sampah-sampah plastik bisa didaur ulang dan memberikan manfaat ekonomi," ujar Agung dalam webinar "Unilever Indonesia Dorong Peran Aktif Masyarakat untuk Restorasi Ekosistem Melalui #GenerasiPilahPlastik" pada Selasa.

Baca juga: Fjallraven luncurkan Kanken Art untuk rayakan World Oceans Day

Baca juga: Pekan Mode Paris akan gunakan alat pengukur jejak karbon


Pemprov DKI Jakarta sendiri memiliki gerakan Jakarta Sadar Sampah yang diluncurkan pada 5 Juni 2021. Ini merupakan sebuah gerakan pengolahan sampah yang berwawasan sadar lingkungan untuk memperbaiki lingkungan hidup.

Selain itu, Pemprov DKI juga menerbitkan beberapa regulasi untuk menggunakan kantong belanja ramah lingkungan serta pengadaan bank sampah di tiap RW.

Berdasarkan data 2021, jumlah bank sampah di DKI Jakarta mencapai 2.943 dan lima bank sampah induk dengan rata-rata sampah plastik terkelola di angka 237.187 kg per bulan dan kurang lebih 37 persen total sampah non-organik yang dikumpulkan.

"Peranan bank sampah sangat penting dan mudah dijangkau masyarakat karena terdapat di tingkat RW jadi diharapkan masyarakat tidak memiliki kendala dalam pengumpulan sampah," kata Agung.

Agung mengatakan masalah pengolahan sampah bukan hanya tugas dari pemerintah saja, namun diperlukan sikap aktif dari masyarakat agar ekosistem dapat terjadi kelestariannya.

"Kita ingin masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan kemasan plastik dan mulai beralih ke kemasan yang ramah lingkungam, masyarakat juga bisa memilah sampahnya untuk bisa didaur ulang jadi tidak mencemari lingkungan. Dengan sampah plastik yang semakin berkurang, akan berkurang juga sampah plastik yang masuk ke Bantar Gebang," kata Agung.

Baca juga: Kota Malang terapkan TPS 3R untuk pengelolaan sampah

Baca juga: Pelni hadirkan Rumah Kelola Sampah di Baubau Sultra

Baca juga: Kemendikbud optimistis edukasi kelola sampah bisa lewat e-learning