Harga karet di Sumsel naik tipis
15 Juni 2021 18:33 WIB
Pekerja menyadap getah karet di kawasan perkebunan di Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Rabu (5/4/17). (ANTARA FOTO/Feny Selly/17)
Palembang (ANTARA) - Harga komoditas ekspor karet di Sumatera Selatan untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen hingga 40 persen mengalami kenaikan tipis, Selasa.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian di Palembang, Selasa, mengatakan indikasi harga karet per Selasa (15/6) mengalami kenaikan Rp12 per kg dibandingkan indikasi pada Senin (14/6).
Berdasarkan data Singapore Commodity yang diolah Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, harga karet KKK 100 persen pada 14 Juni 2021 Rp19.612 per Kg.
Baca juga: Nilai ekspor karet Sumut kuartal 1 tahun 2021 naik 63,83 persen
Harga karet, Selasa (15/6) untuk KKK 100 persennya di harga Rp19.623 per Kg, artinya ada kenaikan Rp 12 per Kg dibandingkan harga hari Senin.
Lalu untuk KKK 70 persen dihargai Rp13.736 per Kg, KKK 60 persen dihargai Rp11.774 per Kg, KKK 50 persen dihargai Rp9.812 per Kg, dan KKK 40 persen diharga Rp 7.849 per Kg.
Menurut Rudi, pada Juni diprediksi produksi karet alam global pada Juni 2021 akan meningkat 15,8 persen dibandingkan Mei 2021. Hal ini berdasarkan data statistik Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC).
"Walaupun ada issue kenaikan produksi, namun pengaruh negara eksportir besar seperti Vietnam, Malaysia, Thailand yang tersandung peningkatan COVID-19 ini akan menghambat penurunan harga karet," kata dia.
Baca juga: Musi Banyuasin dorong hilirisasi karet dan sawit
Harga karet diperkirakan akan naik kembali seiring dengan pemberlakuan lockdown di beberapa negara penghasil karet.
Sementara itu, harga getah karet untuk KKK 50 persen di tingkat petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan sejak beberapa pekan terakhir menembus angka Rp13.000 per kilogram atau naik dari sebelumnya kisaran Rp12.000/Kg.
"Tentu senang karena kenaikkan harga dapat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Gusep, salah seorang petani karet asal Kecamatan Lubuk Batang, Ogan Komering Ulu (OKU).
Kenaikan harga komoditas ini membuat sejumlah petani karet di beberapa kecamatan di Kabupaten OKU mengaku senang karena dapat meningkatkan perekonomian di tengah pandemi COVID-19.
Selain karet bulanan harga getah mingguan juga mengalami kenaikan dari Rp7.500 menjadi Rp8.500 per Kg.
Begitu juga harga getah karet dua mingguan saat ini menyentuh angka Rp10.000 per kilogram atau naik dari sebelumnya kisaran Rp9.000/Kg.
"Rata-rata harga getah ini naik senilai Rp1.000 untuk setiap kilogram," ujar dia.
Novi, petani karet asal Kecamatan Peninjauan mengatakan selain harga naik, produksi karet saat ini juga berangsur normal karena didukung faktor cuaca.
Menurutnya, cuaca normal seperti sekarang ini membuat produksi getah karet petani meningkat 20-30 persen dari biasanya.
"Saat musim hujan produksi turun karena getah bercampur dengan air. Begitupun ketika kemarau banyak pohon yang disadap getahnya mengering disebabkan kekurangan kadar air," ujar dia.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian di Palembang, Selasa, mengatakan indikasi harga karet per Selasa (15/6) mengalami kenaikan Rp12 per kg dibandingkan indikasi pada Senin (14/6).
Berdasarkan data Singapore Commodity yang diolah Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, harga karet KKK 100 persen pada 14 Juni 2021 Rp19.612 per Kg.
Baca juga: Nilai ekspor karet Sumut kuartal 1 tahun 2021 naik 63,83 persen
Harga karet, Selasa (15/6) untuk KKK 100 persennya di harga Rp19.623 per Kg, artinya ada kenaikan Rp 12 per Kg dibandingkan harga hari Senin.
Lalu untuk KKK 70 persen dihargai Rp13.736 per Kg, KKK 60 persen dihargai Rp11.774 per Kg, KKK 50 persen dihargai Rp9.812 per Kg, dan KKK 40 persen diharga Rp 7.849 per Kg.
Menurut Rudi, pada Juni diprediksi produksi karet alam global pada Juni 2021 akan meningkat 15,8 persen dibandingkan Mei 2021. Hal ini berdasarkan data statistik Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC).
"Walaupun ada issue kenaikan produksi, namun pengaruh negara eksportir besar seperti Vietnam, Malaysia, Thailand yang tersandung peningkatan COVID-19 ini akan menghambat penurunan harga karet," kata dia.
Baca juga: Musi Banyuasin dorong hilirisasi karet dan sawit
Harga karet diperkirakan akan naik kembali seiring dengan pemberlakuan lockdown di beberapa negara penghasil karet.
Sementara itu, harga getah karet untuk KKK 50 persen di tingkat petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan sejak beberapa pekan terakhir menembus angka Rp13.000 per kilogram atau naik dari sebelumnya kisaran Rp12.000/Kg.
"Tentu senang karena kenaikkan harga dapat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Gusep, salah seorang petani karet asal Kecamatan Lubuk Batang, Ogan Komering Ulu (OKU).
Kenaikan harga komoditas ini membuat sejumlah petani karet di beberapa kecamatan di Kabupaten OKU mengaku senang karena dapat meningkatkan perekonomian di tengah pandemi COVID-19.
Selain karet bulanan harga getah mingguan juga mengalami kenaikan dari Rp7.500 menjadi Rp8.500 per Kg.
Begitu juga harga getah karet dua mingguan saat ini menyentuh angka Rp10.000 per kilogram atau naik dari sebelumnya kisaran Rp9.000/Kg.
"Rata-rata harga getah ini naik senilai Rp1.000 untuk setiap kilogram," ujar dia.
Novi, petani karet asal Kecamatan Peninjauan mengatakan selain harga naik, produksi karet saat ini juga berangsur normal karena didukung faktor cuaca.
Menurutnya, cuaca normal seperti sekarang ini membuat produksi getah karet petani meningkat 20-30 persen dari biasanya.
"Saat musim hujan produksi turun karena getah bercampur dengan air. Begitupun ketika kemarau banyak pohon yang disadap getahnya mengering disebabkan kekurangan kadar air," ujar dia.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021
Tags: