Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun trotoar premium di Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagai upaya mengibah wajah destinasi wisata tersebut.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Presiden Joko Widodo menginginkan wajah Labuan Bajo berubah. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai akan mengubah wajah kawasan, sekaligus mempercepat pengembangan destinasi wisata setempat dan meningkatkan layanan bagi wisatawan untuk mencapai lokasi wisata.

"Layanan jalan yang semakin baik akan menunjang perekonomian lokal di kawasan wisata, seperti Labuan Bajo,” kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Labuan Bajo akan pakai energi surya berkapasitas 30 megawatt

Menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo untuk menciptakan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium di Tanah Air, Kementerian PUPR melakukan peningkatan kualitas jalan pada kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo.

Selain pembangunan jalan baru dan preservasi, peningkatan kualitas layanan jalan dilakukan melalui penataan kawasan pedestrian sehingga memiliki trotoar kualitas premium.

Salah satu pekerjaan penataan kawasan pedestrian dengan kualitas trotoar yang telah selesai adalah peningkatan jalan, trotoar, dan drainase Jalan Soekarno Atas sepanjang 2,19 km, Jalan Soekarno Bawah sepanjang 2,01 km, dan Jalan Simpang Pede sepanjang 4,51 km.

Penanganan kawasan pedestrian Jalan Soekarno Atas, Jalan Soekarno Bawah, dan Jalan Simpang Pede dilaksanakan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) NTT, Ditjen Bina Marga sejak 2020. Konsep penataan trotoar jalan tetap mempertahankan tata hijau dengan ditanami pohon agar teduh, terutama tanaman lokal seperti Sakura Flores dan Flamboyan.

Baca juga: PLN jamin keandalan pasokan listrik di Labuan Bajo

Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksana Jalan Nasional III Provinsi NTT, Yanuar Dwi Putra menjelaskan perbedaan antara trotoar premium dan nonpremium dari material dan desain yang digunakan, yakni trotoar nonpremium biasanya menggunakan lantai paving blok.

"Untuk trotoar premium menggunakan PJU (penerangan jalan umum) yang bentuknya mirip dengan tongkat ranger di Pulau Komodo, juga menggunakan lantai trotoar dari andesit yakni batu alam yang dibentuk menjadi persegi untuk ditata rapih, dan dilengkapi tempat sampah, dan kursi untuk melihat sunset,” kata Yanuar.

Yanuar menambahkan untuk mendukung program mitigasi dampak pandemi COVID-19, pelaksanaan penataan kawasan pedestrian di Labuan Bajo juga disisipkan kegiatan dengan skema Padat Karya Tunai (PKT) yang melibatkan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku pembangunan.

"Sebagian masyarakat Labuan Bajo bergantung pada penghasilan dari sektor pariwisata, pada situasi pandemi seperti saat ini banyak yang pendapatannya berkurang, bahkan kehilangan mata pencaharian. Mereka mendapat penghasilan dengan bekerja menjadi unskilled labour di program padat karya,” ujar Yanuar.

Rencananya juga akan dibangun Jalan Labuan Bajo – Tanah Mori menggunakan dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai persiapan Labuan Bajo menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 dan ASEAN Summit 2023.

"Dirjen Bina Marga sudah memerintahkan kepada Balai Jalan NTT untuk melakukan lelang dini dengan skemanya multiyears kontrak," kata Yanuar.