Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah mencapai Rp111,99 triliun atau 44,26 persen dari target 2021 sebesar Rp253 triliun yang diberikan kepada 3,06 juta debitur per 14 Juni 2021.

“KUR sampai 14 Juni 2021 sudah mencapai Rp111,99 triliun dan ini 44,26 persen dari target yang sudah ditingkatkan menjadi Rp253 triliun diberikan kepada 3,06 juta debitur,” katanya dalam Webinar BPK RI Seri II di Jakarta, Selasa.

Airlangga menyebutkan realisasi KUR sejak Agustus 2015 menjadi sebesar Rp260,25 triliun dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sebesar 0,88 persen.

Ia merinci penyaluran KUR selama tahun 2021 berdasarkan jenis meliputi KUR Super Mikro sebesar 4,70 persen, KUR Mikro 61,86 persen, KUR Kecil 33,42 persen, dan KUR Penempatan TKI 0,02 persen.

KUR Super Mikro sebesar 4,7 persen tersebut mencapai Rp5,26 triliun diberikan kepada 596 ribu debitur sedangkan KUR Mikro sebesar 61,86 persen itu mencapai Rp69,28 triliun diberikan kepada 2,27 juta debitur.

Kemudian penyaluran KUR Kecil sebesar 33,42 persen mencapai Rp37,42 triliun diberikan kepada 189 ribu debitur dan KUR TKI sebesar 0,02 persen mencapai Rp22,53 miliar diberikan kepada 927 debitur.

Airlangga menjelaskan skema KUR telah dilakukan revisi sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa KUR untuk tanpa jaminan dinaikkan menjadi Rp100 juta dari Rp50 juta.

Tak hanya itu, revisi juga dilakukan terhadap alokasi kredit untuk usaha kecil yang biasanya sepanjang tahun hanya 18 persen dari total kredit kini ditingkatkan menjadi 30 persen.

“Kalau jumlah kreditnya pada 2024 mendekati Rp6.000 triliun maka tentu targetnya menjadi Rp1.800 triliun. Orientasi dan keberpihakan pemerintah pada UMKM ini yang sudah begitu besar,” katanya.

Baca juga: BNI berikan KUR kepada petani binaan IPB University
Baca juga: Anggota DPR imbau Himbara lebih proaktif kepada UMKM terkait KUR
Baca juga: Penyaluran KUR BRI Kanwil Malang capai Rp8,8 triliun