Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI (bidang Pertahanan Keamanan, Intelijen, Luar Negeri, Komunikasi Informasi dan Sandi Negara), Paskalis Kossay meragukan kemampuan tiga unit pesawat tempur Sukhoi yang dibeli TNI Angkatan Udara dari Rusia.

"Saya terpaksa mengeluarkan pernyataan ini untuk mendorong pihak TNI Angkatan Udara kita agar memeriksa dengan seksama segala hal menyangkut tiga pesawat tempur baru itu. Jangan-jangan itu generasi yang sudah tua, tinggal dimodifikasi lalu dijual kepada kita," katanya di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan itu, terkait tewasnya tiga staf dan teknisi Sukhoi di Makassar, yang diduga kuat oleh pihak berkompeten karena menenggak minuman berkadar alkohol tinggi.

"Apa ini murni karena menenggak minuman berkadar alkohol tinggi? Atau bagaimana? Itu urusan lain. Tetapi, apakah ini juga bagian dari taktik untuk mengalihkan perhatian, karena pesawat yang diekspor Rusia itu sebenarnya tidak baru lagi, hanya dimodifikasi begitu?" tanyanya.

Paskalis Kossay menyatakan rekan-tekannya di Komisi I DPR RI kesal dengan kejadian ini.

"Kami kecewa dengan kinerja TNI Angkatan Udara yang tidak peka dengan alat vital seperti ini. Dan karenanya, ini menimbulkan keraguan atas kemampuan pesawat Sukhoi yang dirakit kembali baru dijual ke Indonesia tersebut," katanya.

Paskalis Kossay menambahkan, publik pantas kecewa terhadap meninggalnya tiga teknisi Sukhoi.

"Karena TNI Angkatan Udara tak melakukan kontrol ketat kepada para staf dan teknisi pesawat Sukhoi dari Rusia yang ternyata ada para pemabuk itu. Padahal, ini menyangkut urusan vital, strategis dan berhubungan dengan uang besar milik rakyat," tandasnya.

Paskalis mendesak Mabes TNI Angkutan Udara mempublikasikan kelaikan dan kemampuan semua pesawat militer Rusia itu, termasuk tahun pembuatannya serta proses modifikasinya. (*)

M036/AR09