Surabaya (ANTARA) - Ikatan Keluarga Madura (Ikama) mendukung upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya menekan laju penyebaran COVID-19 dengan menerapkan penyekatan di akses Jembatan Suramadu.

"Ikama siap membantu Satgas COVID-19 untuk mengatur penyekatan agar tes usap itu bisa teratur dengan baik. Tidak ada yang dirugikan, tidak ada yang mengeluh sebagainya," kata Pembina Ikama Achmad Zaini saat audiensi dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya, Senin.

Bagi Achmad Zaini, skrining yang diterapkan di akses Suramadu ini sangat penting untuk mencegah laju penyebaran COVID-19. Oleh karena itu, kata dia, satu atau dua hari ke depan, pihaknya menyatakan siap membantu Satgas COVID-19 untuk menjaga pos-pos perbatasan Jembatan Suramadu baik di sisi Madura maupun Surabaya.

Selain itu, Achmad Zaini juga mendorong Gubernur Jawa Timur agar turun langsung supaya mengatur jalannya penyekatan di Suramadu, baik itu di akses Suramadu sisi Madura maupun Surabaya.

Baca juga: Sebanyak 179 pasien "klaster Madura" dirawat di RSLI Surabaya

Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri rangkul tokoh agama tekan penyebaran COVID-19


"Karena ini wewenang Gubernur. Bagaimana pun antara Surabaya dan Madura itu segera teratasi," katanya.

Termasuk pula, kata dia, Ikama mendorong Bupati Bangkalan agar memasifkan penyekatan di akses Suramadu sisi Madura. Harapannya, penumpukan kendaraan di Jembatan Suramadu dapat dihindari, karena seluruh kendaraan sebelumnya diskrining di sisi Bangkalan.

Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat Madura di manapun berada agar bersama-sama patuh terhadap anjuran pemerintah. Ia mendorong warga Madura agar disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker dan sebagainya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, bahwa tidak ada pembatasan bagi siapapun warga yang akan masuk ke Kota Pahlawan. Namun demikian, kata dia, karena di masa pandemi COVID-19, tentunya warga yang akan masuk ke Surabaya itu harus dipastikan sehat.

"Siapapun yang masuk Surabaya silahkan, tidak ada pembatasan. Tetapi harus ada surat sehatnya, makanya diusap," kata Eri.

Sejak awal, Wali Kota Eri selalu menyampaikan bahwa COVID-19 adalah musibah. Sehingga untuk menekan laju penyebaran, Satgas COVID-19 Surabaya menerapkan penyekatan untuk melindungi warga.

Meski begitu, gotong-royong dan kerja keras dari semua pihak dibutuhkan untuk menanggulangi musibah ini. "Karena ini adalah perbatasan maka saya sampaikan, bersama Ikama menjaga Surabaya. Bagaimana orang yang masuk ke Surabaya itu semuanya harus sehat," katanya. (*)

Baca juga: Kepala BNPB ajak tokoh masyarakat Madura perkuat edukasi prokes

Baca juga: Anggota DPR RI minta pemeriksaan COVID-19 di Madura merata