Samarinda (ANTARA News) - Puluhan orang dari Pusat Studi Peradaban (PSP) Kalimantan Timur (Kaltm), Jumat, menggelar unjuk rasa mengutuk membakaran Alquran yang dilakukan Pendeta Bob Old dan Pendeta Danny Allen di Amerika Serikat pada Minggu 12 September 2010.

Selain berorasi secara bergantian, pengunjuk rasa yang juga berasal dari beberapa elemen Umat Islam di Samarinda, juga terlihat membagikan selebaran kepada para pengguna jalan yang berisi seruan agar masyarakat di Samarinda ikut mengecam aksi pembakaran Alquran dan tidak terprovokasi pada tindakan yang mereka sebut sebagai skenario zionis global.

Tindakan pembakaran Alquran yang dilakukan dua pendeta di AS itu sebagai upaya provokatif yang dilakukan antek-antek zionis yang ingin memecah toleransi antar umat beragama di dunia, ungkap Koordinator aksi unjuk rasa PSP Kaltim, Habib Hamzah Alhinduan.

"Faktanya, tindakan pembakaran Alquran itu juga dikecam Umat Kristiani di seluruh dunia sehingga kami menilai, ulah kedua pendeta itu hanya dilakukan oleh segelintir orang yang tidak senang melihat terjalinnya kerukunan umat beragama di dunia ini dan itu dilakukan oleh zionis," katanya.

Pada aksi unjuk rasa itu beberapa ibu-ibu terlihat berada di tengah-tengah massa sambil menggendong bayi.

Bahkan, beberapa anak yang masih cukup belia juga terlihat membentangkan poster berisi kecaman dan kutukan terhadap aksi pembakaran Alquran tersebut.

"Aksi unjuk rasa ini kami lakukan sebagai bentuk protes dan ingin menunjukkan kepada dunia, khususnya kaum zionis bahwa kami Ummat Islam khususnya di Kaltim tidak tinggal diam dengan tindakan biadab yang telah mereka lakukan," kata Habib.

Pada aksi unjuk rasa itu, PSP Kaltim juga menyerukan agar seluruh Umat Islam melaknat tindakan itu karena merupakan bentuk pelecehan agama dan simbol-simbol suci.

Massa juga meminta lembaga internasional yang independen mengusut secara tuntas aksi penistaan karena dianggap terjadi secara sistematik dan bagian upaya memecah belah umat beragama dengan menyulut permusuhan dan sentimen agama.

Koordinator aksi unjuk rasa PSP Kaltim itu juga meminta Umat Islam agar tidak mengaitkan peristiwa pembakaran Alquran dengan gereja dan Kristen.

"Tindakan segelintir pendeta bodoh dan bayaran itu jangan dikaitkan dengan Umat Kristen," katanya.

"Aksi unjuk kami maksudkan juga sebagai pesan kepada Presiden AS, Barrack Obama agar segera meminta maaf kepada Ummat Islam dan menghentikan sentimen terhadap agama Islam di negaranya. Kami juga meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar melayangkan protes tertulis dan lisan kepada Barrack Obama," ungkapnya.

PSP Kaltim dan berbagai elemen Umat Islam Kata dia, akan terus melakukan aksi unjuk rasa hingga Presiden Amerika Serikat meminta maaf dan kedua pendeta pelaku pembakaran Alquran tersebut dihukum mati.

"Kami akan terus melakukan aksi unjuk rasa yang lebih besar lagi untuk menuntut kedua pendeta itu dihukum mati," kata Koordinator aksi unjuk rasa PSP Kaltim tersebut. (*)
(T.A053/R009)