Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta dalam perdagangan sesi Kamis siang masih bergerak naik, karena sebagian pelaku yang telah masuk pasar secara selektif membeli rupiah, sehingga kenaikan itu relatif kecil.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik lima poin menjadi Rp8.980-Rp8.990 per dolar dibanding hari sebelumnya Rp8.985-Rp8.995.

Dirut PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan, peluang rupiah untuk naik sebenarnya cukup besar, namun masuknya Bank Indonesia (BI) melakukan pembelian dolar secara bertahap hanya untuk menstabilkan rupiah.

BI tanpa intervensi pasar-pun, rupiah sudah menguat, karena masuknya modal asing lewat pasar uang dan bursa. "Intervensi BI sesungguhnya tak diperlukan karena rupiah sudah menguat dengan sendirinya," kata Edwin, seraya menambahkan, rupiah berada di level Rp8.800 per dolar

Pembelian dolar AS oleh BI menahan lajunya kenaikan rupiah di pasar, uang, disamping itu BI mempunyak kepentingan terhadap mata uang asing itu, tuturnya.

Menurut Edwin Sinaga, BI menginginkan rupiah stabil pada kisaran sempit antara Rp8.970 sampai Rp9.000 per dolar.

"Kami optimis tujuan menjaga rupiah agar eksportir maupun importir dapat melakukan kegiata usaha dengan baik," ucapnya.

Pasar, lanjut dia sebenarnya sangat positif terhadap rupiah, karena aliran dana asing yang masuk terus terjadi karena itu apabila BI tidak masuk pasar, maka rupiah akan dapat menembus angka Rp8.900 per dolar.

"Kami optimis peranan BI di pasar hanya menjaga rupiah agar tidak menguat terlalu cepat," ucapnya.

Kalau melihat asumsi makro ekonomi Anggaran Pendapatan & Belanja Negara (APBN) pemerintah, menurut dia, mematok di atas angka Rp9.000 per dolar (Rp9.200).

Karena itu rupiah kemungkinan akan kembali berada di atas angka Rp9.000 per dolar dalam waktu tidak lama, katanya.
(T.H-CS/Y005/P003)